BREAKING NEWS
latest
header-ad

468x60

header-ad

Skrinews - DAMPAK PEREKONOMIAN MASYARAKAT SAAT DAN SESUDAH PANDEMI




Skrinews.com_
Pada Senin, 2 Maret 2020 Presiden Jokowi dan Mentri Kesehatan Terawan Agus Putranto secara mendadak menggelar konferensi pers di istana negara, yang ternyata dalam konferensi pers tersebut mengumumkan kepada publik bahwa telah ditemukan pasien positif corona (covid-19) di Indonesia dari kota bogor. Selesai konferensi pers tersebut mulai banyak tersebar berita-berita yang menyesatkan masyarakat, termasuk broadcast massage di whatsapp, video-video di media sosial seperti facebook, twitter dan instagram yang membuat masyarakat menjadi ketakutan hingga akhirnya timbul apa yang saya khawatirkan, yaitu masyarakat mulai melakukan panic buying. Ada yang menimbun kebutuhan pokok, masker, hand sanitizer dan alat-alat kesehatan lain, sebut saja thermogun (alat ukur suhu badan) yang tiba-tiba harganha melonjak tajam.
Dari apa yang terjadi saat itu bisa disimpulkan bahwa masyarakat panik, ketakutan menyelimuti mereka ditambah lagi pernyataan para petinggi negara yang justru terlihat menyepelekan perihal covid ini. Hingga akhirnya saat tulisan ini dibuat pasien positif covid-19 sudah mencapai 17 ribu orang lebih tersebar di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Sampai akhirnya ada satu aspek yang membuat pandemi ini menjadi lebih berbahaya selain virusnya itu sendiri, yaitu dampak perekonomian masyarakat yang semakin memburuk ditengah pandemi seperti ini.
Ibu Sri Mulyani sebagai mentri keuangan mengatakan bahwa ada 8 (delapan) sektor yang paling terdampak soal ekonomi dimasa pandemi ini, yaitu pertama adalah potensi pemutusan kerja karyawan yang bisa mencapai 1,5 juta orang. Kedua adalah kontraksi atau penurunan sektor PMI Manufacturing hingga 45,3 pada Maret tahun ini. Ketiga impor per triwulan pertama tahun 2020 turun hingga 3,7 perser year-to-date (ytd). Inflasi Maret mencapai 2,69 persen year-on-year (yoy). Kelima, 12.703 penerbangan dibatalkan dari Januari hingga Maret 2020. Keenam, kunjungan turis menurun 6.800 perhari, khususnya turis dari Tiongkok. Ketujuh, angka kehilangan pendapatan dari sektor transportasi udara mencapai Rp. 207 Miliar, terutama dari san ke Tiongkok. Terakhir, penurunan okupnasi pada 6000 hotel yang mencapai 50 persen.
Jika mengacu pada pernyataan mentri keuangan diatas, maka bisa disimpulkan bahwa kekhawatiran pemerintah adalah kehilangan pendapatan dari sekyor pariwisata, apalagi didukung oleh pernyataan Wishnutama sebagai Mentri pariwisata dan ekonomi kreatif yang mengatakan bahwa pendapatan devisa Indonesia tahun ini hanya akan mencapai setengah dari pendapatan tahun lalu. Presiden juga beberapa kali melempar pernyataan ke publik, yang bisa diartikan bahwa sektor ekonomi akan sangat berdampak karena pandemi, namun pertanyaan sesungguhnya adalah, ekonomi siapa? Pengusaha atau rakyat kecil?
Melihat kondisi masyarakat saat ini, yang bukan hanya berhadapan dengan pandemi, namun juga berhadapan dengan bayang-bayang kematian karena kelaparan, seharusnya para pemimpin mengerti dan mendengar semua itu, mencari solusi dan memgatasi masalah tersebut, karena sektor ekonomi masyarakat itulah yang menopang keberlangsungan negara ini kedepannya.
Jika melihat gerak pemerintah saat ini, telah begitu banyak program dijalankan mulai dari program bantuan sosial tunai dan nontunai, subsidi listrik diperbesar, kartu prakerja, keringanan untuk pembayaran angsuran, dan masih banyak lagi. Namun, apakah semua tepat sasaran? Tentu tidak, bansos dan kartu prakerja bisa menjadi contoh, tak perlu banyak disebut kita sudah tahu seperti apa tidak tepat sasarannya dua bantuan pemerintah tersebut, apalagi kartu prakerja yang menjadi platform penuh masalah dari awal peluncurannya, dengan bantuan sebesar Rp. 600 ribu selama 4 (empat) bulan kepada pesertanya yang lolos dan pelatihan gratis, justru program tersebut banyak mendapat respon negatif dari masyarakat, termasuk ketika permasalahn dengan ruangguru meyeruak di masyarakat.
Saat ini, masyarakat butuh bantuan untuk bertahan hidup adalah sebuah keniscayaan, namun apa yang perlu diperhatikan pemerintah dalam mempersiapkan ketika pandemi ini berakhor dan masyarakat siap untuk menyambut kehidupan "normal" yang baru? Jika pemerintah saja dalam pembagian bantuan sosial kepada masyarakat masih banyak celah lantas apa sebenarnya manfaat yang diterima masyarakat? Ada satu hal yang semestinya menjadi konsen dari pemerintah kedepannya, yaitu lapangan pekerjaan, dimana saat banyak perusahaan yang merugi, banyak karyawan yang di PHK, hingga akhirnya apa? Pasti cepat atau lambat, saat atau sesudah pandemi orang-orang tersebut butuh pekerjaan, butuh uang untuk bertahan hidup, sementara pemerintah menghimbah mereka agar di rumah saja untuk menjaga kesehatan dan bantuan sosial yang dijanjikan pemerintah tak kunjung datang karena salah sasaran. Maka dari itu, cepat atau lambat keadaan ekonomilah yang memaksa mereka keluar rumah untuk bekerja apapun yang bisa mereka kerjakan, dan disini lah semestinya peranan pemerintah hadir. Dengan cara apa?
Pertama adalah perbaikan data penerima bantuan sosial dari pemerintah, perketat penyalurannya agar tidak ada kebocoran itu penting agar masyarakat dan karyawan yang ter PHK tadi tidak keluar rumah dan mampu menahan dirinya untuk diam dirumah paling tidak dua bulan kedepan. Lalu yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah perihal lapangan kerja, pemerintah perlu memberikan insentif kepada para pengusaha berupa keringanan dalam pengajuan dan bunga kredit agar bisa kembali membuka usahanya dan dapat menyerap tenga kerja yang saat pandemi merea PHK.
Ada satu harapan saya, kelak saat pandemi ini bisa hilang adalah tak ada masyarakat yang kesulitan ekonomi saat pandemi justru menjadi berkepanjangan, agar kesulitan tersebut bisa mereka tinggalkan dan hidup lebih baik setelah pandemi berlalu. Pemerintahpun harus berani mengambil langkah yang kompeten untuk menyelamatkan perekonomian negara dan masyarakat. Presiden dan jajaran mentri tentu tau prioritas mereka saat ini. Harapan itu pasti ada, saat kita semua bisa saling bersinergi dan mendukung satu sama lain.




BIODATA PENULIS
NAMA : Bagus Dwi Kurniawan
TEMPAT TANGGAL LAHIR: BLITAR
TANGGAL LAHIR: 27 MEI 1999
ALAMAT : DS PAGERWOJO KEC KESAMBEN KAB BLITAR JAWA TIMUR NO HP: 081334858620
E-MAIL : bagusdwikur12@gmail.com
PEKERJAAN : MAHASISWA FISIP SOSIOLOGI  UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
No-REKENING (BRI) : 61580101294539
« PREV
NEXT »