Skrinews1 - Blusukan MJL Dibanjiri Pujian Warga," Lomban Segudang prestasi untuk Kota Bitung".


Nasional-skrinews1.com.bitung.
Calon Walikota Bitung Maximiliaan J Lomban (MJL) Hari ini Blusukan Dibeberapa titik  yang Ada di Kecamatan Madidir Kelurahan girian Bawah dan kelurahan Wangurer timur, Selasa 29 September 2020.

Blusukan yang di jadwalkan MJL hari Selasa kemarin Menimbulkan rasa terharunya Paslon Walikota MJL mendengarkan Keluhan warga paceda, agar jalan setapak sepanjang 500 meter lebar 1 meter dan saluran air got di duatiti yang ada di wangurer timur belum sempat direalisasi,

Tapi kami warga  kota Bitung bersyukur bahwa kepemimpinan pak Lomban sebagai walikota Bitung MJL untuk kepentingan masyarakatnya serta daerahnya, terbukti kota Bitung penuh dengan prestasi dari pemerintah pusat ungkap warga yang hadir dalam pemblusukan.


Jelaskan MJL terhadap Warga wangurer timur dan paceda, bahwa tertundanya kedua keluhan warga tersebut yang belum direalisasi jalan dan saluran dikarenakan dampak Covid-19 angaran Untuk Kelurahan Yang diprogramkan Pemerintah sebagian Besar Disorong Ke- Bencana Pandemi Covid-19. semoga Covid ini Akan segera berlalu dan Keuangan Daerah bisa stabil, dan akan saya usahakan keluhan Warganya.

Sama seperti warga Wangurer tepat berada dikampung Islam mengelukan agar pemecah ombak yang sudah bertahun- tahun didiamkan karena bermasalah agar bisa dilanjutkan. Selain pemecah ombak warga juga meminta agar mereka dibuatkan akses jalan setapak, karena jalan yang lama sempat tertutup dan mereka hanya menggunakan 1 jalan saja.

Tentunya direspon pak calon walikota Bitung Maximiliaan J Lomban dengan keluhan warga yang ada diWangurer kampung Islam tersebut.

Disisi lain Yanto Mandulangi juga menambahkan, warga juga berharap agar pelaku Korupsi pemecah ombak bisa ditangkap dan diproses secara hukum, karena hal ini bukan hanya menimbulkan kerugian buat Negara akan tetapi masyarakat yang ada di pesisir pantai Wangurer juga sangat di rugikan.

“Sebab derita dari proyek gagal ini berdampak buruk yang sangat di rasakan oleh mereka disaat musim ombak laut besar, dimana tempat tinggal mereka harus tergenang karena dimasuki air laut”, tegas Mandulangi

(Jmy is)