Ketua Wilayah Fatayat Nadhlatul Ulama Sulut Hadiri Dialog Kebangsaan Dalam Rangka Hut NU Ke-91


Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Puan Maharani bersama Gubernur Sulawesi Utara  Olly Dondokambey SE menghadiri Dialog Kebangsaan Posisi Agama dalam Pembangunan Manusia dan Kebudayaan bertempat di Graha Gubernuran Bumi Beringin Manado Minggu ( 12/02) .


Dalam sambutan Gubernur mengatakan selamat datang kepada Ibu Puan Maharani sekaligus mengucapkan terima kasih  dan apresiasi kepada pengurus Wilayah Nadhatul Ulama Sulut atas upaya positif dan kerjanya memprakarsai pelaksanaan kegiatan yang strategis ini.

 Kegiatan dialog kebangsaan ini menjadi penting untuk kita sukseskan bersama serta jadikan sebagai  wahana peningkatan pemahaman kita dalam upaya memaksimalkan peran agama dalam pembagunan manusia dan kebudayaan, NU selaku  organisasi islam terbesar di Indonesia sudah banyak memberikan kontribusi bagi bangsa melalui pembentukan karakter umat yang bertaqwa , berbudi luhur  dan berpengetahuan luas serta  turut aktif dalam  meningkatkan rasa persaudaraan yang berpijak pada semangat persatuan dalam perbedaan. Jelas Gubernur.

Agama  dalam pembangunan Manusia dan kebudayaan merupakan pembangunan agama yang diarahkan untuk memberikan kekuatan pendorong kemajuan, memberikan landasan masyarakat yang berakhlak, bermoral  dan beretika yang mampu mewujudkan kehidupan masyarakat yang penuh toleransi, tenggang rasa, harmonis dan ber Bhineka Tunggal Ika  dalam mencapai  kesejahteraan bersama dalam Pembanguan Manusia dan kebudayaan , memberikan landasan etik dan moral dalam membangun  jiwa gotong royong dan memjadikan Indonesia berdaulat , berdikari dan berkepribadian" siapapun dan apapun agamanya kalau  untuk kepentingan bangsa dan negara kita harus bersatu" tutup Menko PMK Puan Maharani.

Sementara itu dalam kesempatan terpisah,Ketua Wilayah Fatayat Nahdlatul Ulama Sulut,Ibu Dr Suprijatin Sarib Msi mengatakan bahwa presensi pada aktivitas posisi agama dalam pembangunan manusia dan kebudayaan adalah merupakan satu alur pikir yang diberikan oleh pemateri tadi dalam dialog tersebut menyimak dari PBNU bahwa kita sebetulnya tidak mengkotak-kotakkan pada aktivitas kebangsaan

 Tetapi kita juga bisa  memberikan nilai silaturahmi kepada sesama termasuk yang selain berbeda agama,karena bagaimanapun juga bahwa posisi agama ini pasti akan memberikan penetralan terhadap apa saja yang menjadi kondisional bagi bangsa kita khususnya juga manusia.selain itu juga kita pasti dan selalu berinteraksi dengan yang lain.

Interaksi disini banyak hal terdiri dari agama,bahasa dan pola ukur pemikiran,dimana itu semua bisa juga memberi kontribusi tersendiri terhadap perbedaan tersebut.multikultural ini tidak pernah kita harus hilangkan tetapi tetap ada dalam negara indonesia ini,karena ini merupakan kebhinekaan berbeda-beda tetap kita satu dalam bingkai kenegaraan yang bisa memberikan proteksi positif terhadap kehidupan kita berbangsa dan bernegara.


(tzr/sur)