Saber Pungli Pantau Senggol, Asal Pungut Langsung Pidana

Sudah menjadi kebiasaan, para pedagang akan diskon besar-besaran di malam takbiran. Bahkan tak jarang, subuh di hari lebaran pun masih ada yang jualan demi menghabiskan dagangan. Ironisnya, justru karena itu, di pagi idul fitri jalanan di Kota Gorontalo dipenuhi sampah. Nah kali ini, pemerintah kota mengambil sikap tegas. Pasar senggol akan ditutup, 2 hari sebelum lebaran. Tak cuma itu, seluruh aktifitas didalamnya dipantau tim Saber Pungli.

Rencananya, dua pekan sebelum lebaran pengelola senggol menargetkan seluruh lapak sudah terisi. Dan sesuai kesepakatan, harga lapak untuk tahun ini sedikit lebih murah. Kalau tahun sebelumnya, per lapak dihargai Rp. 650.000 maka tahun ini turun jadi Rp. 600.000.

Tak cuma itu, biaya parkir motor dan mobil, yang menjadi persoalan menahun, akibat penerapan tarif yang seenak tukang parkirnya pun mulai diatasi. Nantinya, untuk menghindari pungutan berlebih, baik kepada pedagang maupun pengunjung senggol, maka seluruh aktifitas di pasar senggol akan dipantau oleh tim Saber Pungli yang didalamnya sudah termasuk unsur Polri dan TNI sebagai bagian dari anggota tim terpadu. Sebagai konsekuensinya, jika ditemui ada pihak-pihak, yang sengaja melakukan pungutan di luar aturan main, maka langsung dipidana.

Tak cuma itu, Pemkot hanya memberikan kesempatan kepada para pedagang, untuk jualan hanya sampai H-2 lebaran. “Kenapa pasar senggol kami wajibkan di tutup dua hari sebelum lebaran, karena kami ingin masyarakat itu fokus beribadah di hari-hari terakhir Ramadhan, hal itu juga akan memberikan kesempatan pada petugas kebersihan dan pedagang, untuk membersihakan sampah di pasar senggol. Karena ditahun sebelumnya, banyak sekali sampah yang bertebaran di hari lebaran,” ujar Walikota Marten Taha.

Hal yang sama diungkapkan Wakil Walikota Gorontalo dr. Budi Doku, bahwa pihaknya sempat mengusulkan hal tersebut. Karena menurutnya, itu untuk kebaikan masyarakat, supaya bisa menjalani hari yang Fitri dengan nyaman. “Kalau kita ibadah dilingkungan yang bersih, pasti kita nyaman, tambahnya.

PETA SENGGOL TIDAK BERUBAH

Masih penjelasan Walikota Gorontalo Marten A Taha, soal kawasan yang dijadikan senggol tidak berubah dari tahun sebelumnya. Menggunakan enam badan jalan, masing-masing Jalan MT Haryono, S Parman, Swismo Miharjo, Raja Eyato dan komplek Jalan di pasar Sentral. Yang diketahui dibagi dalam sembilan titik, yang ada di kawasan enam badan jalan tersebut. “Harga per lapak yang sudah ditetapkan oleh Tim Terpadu, tidak bisa dinaikkan oleh pengelolah pasar senggol dalam hal ini unsur pedagang dan pengusaha. Dan gambaran jumlah lapak di pasar senggol sampai dengan saat ini masih dalam proses pengukuran. Namun akan mengacu pada jumlah lapak di tahun kemarin, yang bejumlah sebanyak 567 lapak,” terang Marten.

Untuk tarif parkir di pasar senggol nanti tambah Marten, memang sudah menjadi persoalan klasik di tengah-tengah masyarakat ketika petugas parkir menaikkan tarifnya. Namun hal itu tidak demikian bagi Pemkot Gorontalo, yang menegaskan bahwa petugas parkir tidak bisa mematok tarif parkir seenaknya. Karena hal itu bertentangan dengan Peraturan Walikota (Perwako), dan Peraturan Daerag (Perda) tentang parkir. Bahkan jika ada oknum yang berani menaikan tarif parkir, akan ditindak sesuai dengan hukum berlaku.

“Menaikkan tarif parkir, itu namanya pungutan liar, karena tidak sesuai dengan undang-udang atau Perwako dan Perda yang telah ditetapkan. Jika ada petugas parkir yang menaikan tarif parkir, melampaui dari yang telah ditetapkan, kami siap menindakinya kan ada sudah ada seber Pungli,” tegas Marten.

Marten jelaskan, bahwa sesuai dengan pembahasan yang dilaksankan bersama tim terpadu dan isntansi terkait, tarif parkir di kawasan pasar senggol. Diantaranya, untuk kendaraan bermotor Rp 2000, Bentor Rp 3000 dan Mobil Rp 5000. “Tidak bole naikkan tarif parkir ini, karena ini sudah sesuai dengan Perda dan Perwako,” tutur Marten.(wahid)

Sumber:radargorontalo