Proses eksekusi lahan tersebut sempat terjadi ketegangan antara warga dan satuan pol pp,
Warga menghadang pol pp dengan beberapa senjata tajam berupa bambu runcing batu dan katapel agar rumah mereka tidak di bongkar
Akhirnya polisi dan Tni melakukan pembershian untuk menyita senjata tajam bambu runcing yang dimilik warga, setelah itu ketegangan usai dan proses eksekusi berjalan dengan baik
Menurut pengakuan seorang bapak yang berpenduduk di wilayah tersebut' mengatakan kepada skrinews.com, kami sudah berulang kali berdiskusi dengan pemerintah kota dari 2015 yang lalu agar bisa di perhatikan nasib kami supaya diberikan tempat tinggal yang layak, tapi pembicaraan atau diskusi tidak ada solusi,
Kasihan kalau sudah begini saya dan warga lain harus tinggal dimana sedangkan makan aja kita sulit apalagi mau bangun tempat tinggal dan kalau memang ini suda jadi nasib kita, yah tidak apa apa tapi kitakan juga warga bitung? sudah bertahun tahun tinggal dan berpenduduk di sini harus nya pemerintah melihat dengan nasib kita
Ternyata diketahui pada warga sebelumnya sudah dialokasikan oleh pemerintah ke rusun wangurer, dengan membayar biaya iuran
sebesar Rp 400.000/ bulan, itu pun sudah termasuk biaya air dan lampu, warga tidak mau tinggal di rusun dengan alasan kami tidak mampu untuk membayar iuran dengan harga empat ratus ribu rupiah perbulan.
Penulis : Jemmy Ishak
Editor : Awd