BREAKING NEWS
latest
header-ad

468x60

header-ad

REFLEKSI HARI TANI NASIONAL 2018; EVOLUSI SEKTOR PERTANIAN DI BOALEMO KINI BERJALAN.

Skrinews - Gorontalo,

Dalam memaknai hari tani nasional 2018, konsep nawacita dari presiden Jokowi patut dan wajib kita kaji secara saksama. Pada sektor pertanian misalnya, pemerintahan pusat menekankan bahwa petani harus lebih diperhatikan dalam hal kepemilikan tanah.

 Konstruksi seperti ini akan mengembalikan swasembada pangan yang tentunya akan menjaga stabilitas ketahanan pangan dalam negeri. Peneliti Institute Pengembangan Ekonomi dan Keuangan (Indef) Imamudin Abdullah di tahun 2017 mengatakan bahwa rata-rata kepemilikan tanah oleh petani di Indonesia hanya mencapai 0,8 Hektare, angka ini masih jauh dibandingkan Jepang yang mencapai 1, 57 Hektare, Korea Selatan 1,46 Hektare, Filiphina 2 Hektare, dan Thailand 3,2 Hektare.
Melihat hal ini tentunya program riil yang dilakukan oleh pemerintah pusat adalah Reforma Agraria, dikutip dari Kompas.com , Mentri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menekankan bahwa Reforma Agraria tidak sekedar bagi-bagi lahan pada para petani, tetapi lebih ditekankan pada akses permodalan, pasar serta keterampilan yang diperlukan.

Dalam skala lokal, pemerintah daerah pun dituntut untuk berinovasi atas kebijakan yang baik dari pemerintah pusat.

Di Kabupaten Boalemo misalnya, daerah yang produktif di Provinsi Gorontalo ini dibawah kepemimpinan Bupati Darwis Moridu merintis program yang merujuk pada kesejahteraan masyarakat, dalam sektor pertanian misalnya; pemkab menekankan pembagian bibit gratis bagi para petani, hal ini sementara direalisasikan dan mendapat respon positif dari masyarakat.

 Di bulan Februari 2018 saja sebanyak 192 petani menerima bibit jagung dan pupuk gratis di kecamatan Mananggu, dan tentunya akan terus digulirkan diseluruh kecamatan di Boalemo.

 Memang, beberapa persoalan seperti masih cukup banyaknya lahan tidur menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi pemerintah, tetapi hal tersebut dapat di atur dalam ruang-ruang sosialisasi bagi para petani dalam tahapan-tahapan tertentu.


Responsifitas pemerintah merealisasikan janjinya tersebut, bersambut dengan kedantangan menteri Pertanian RI di Boalemo Mei 2018 silam, dalam kunjungannya, mentan mengaku bangga atas capaian bahwa Boalemo penyumbang ekspor jagung terbesar di Provinsi Gorontalo, dengan angka 55%.

 Bahkan menurut Mentan ketika berkunjung ke Filiphina komoditas jagung yang terkenal disana adalah berasal dari Gorontalo.

Konstruksi capaian ini menjadi modal penting bagi makna hari tani nasional yang jatuh pada senin kemarin, dalam hal ini  Kabupaten Boalemo akan menghadirkan evolusi sektor pertanian yang terukur dan rasional bagi kemajuan petani dan daerah.

Refleksi hari tani nasional harus menjadi spirit bagi pemerintahan agar terus bergerak dalam ruang-ruang kebijakan yang pro rakyat,juga, bagi elemen-elemen masyarakat dalam mengontrol dan memberi masukan bagi jalannya roda pemerintahan. Khusunya di bidang pertanian.

Tulisan ini adalah sebuah ulasan singkat akan beberapa fenomena yang terjadi, khususnya komitmen pemerintah dalam bidang pertanian. Angka dan data pun tersaji dalam ruang publik agar kita semua terbiasa melihat fenomena secara literatif dan konstruktif.

Eka Putra B Santoso,SE,M.Sos.,
Peneliti Gorontalo Research Center (GRC)
« PREV
NEXT »