Saat rumahnya dilalap si jago merah, korban diduga tak bisa menyelamatkan diri karena sudah renta. Korban memiliki keterbatasan fisik karena tak bisa bergerak reflek dan mengalami tuna rungu.
Informasi yang diterima dari kepolisian, kejadian ini pertama kali diketahui oleh Son Haji (35), tetangga korban yang hendak buang air kecil di kamar mandi luar rumah.
Saat itu saksi melihat ada cahaya berwarna merah mirip api yang sedang menyala dari rumah korban. Saat didekati api semakin membesar membakar rumah Kasiran. "Warga sekitar langsung berusaha memadamkan api, serta menghubungi keluarga korban. Dan berupaya memadamkan api," terang Kasatreskrim Polres Blitar Kota, AKP Heri Sugiono.
Setelah api padam diketahui korban masih berada di dalam rumah. Saat ditemukan kondisi korban sudah meninggal dunia. Kejadian ini kemudian dilaporkan ke pihak desa dan dilanjutkan ke Polsek Sanankulon.
Menurut keterangan warga setempat, selama ini korban tinggal sendiri di rumah, tidak ada keluarga yang menemani. Anak korban diketahui berada di Sumatra dan sudah tidak pernah mengurus korban. Untuk hidup sehari-hari korban tergantung dari uluran tangan tetangganya.
Rumah korban juga tidak dialiri listrik sehingga untuk penerangan sehari-hari hanya mengandalkan cahaya lilin dan lampu teplok. Perabot rumah korban juga banyak yang terbuat dari kayu sehingga mudah tersulut api. Selain itu lokasi rumah korban sedikit jauh dari rumah warga lainya.
"Keluarga menerima kejadian tersebut sebagai musibah, dan tidak akan menuntut pihak manapun. Selanjutnya keluarga korban membuat surat pernyataan untuk menolak dilakukan otopsi dan disaksikan perangkat desa," pungkasnya.
T.cristian
