BREAKING NEWS
latest
header-ad

468x60

header-ad

Pengerjaan rabat di Desa Elu Loda merugikan Masyarakat



Elu loda- skrinews,
Pengerjaan 2 rabat di Desa Elu Loda kecamatan Tana Righu, tahun anggaran 2018 menggunakan APBDES tidak sesuai Prosedur yang ada dan merugikan Masayarakat demikian di ungkapkan Wakil BPD desa Elu Loda Ignasius Lero Bani kepada Media menyatakan Bahwa Proses pengerjaan rabat di desa Elu Loda tidak sesua dengan apa yang di harapkan. Rabat menuju Gereja katolik  Volume 26 meter Namun yang dikerjakan 19 meter, 7 meter dimana? Anggaran untuk semen 81 sak namun yang terpakai pada saat pengerjaan 36 sa, 45 sak di kemanakan? Namun yang lebih mengecewakan ada pengadaan papan cor 50 lembar dan kayu bagesting 10 batang di APBDES namun tidak ada satupun yang diturunkan pada saat pengerjaan.
Lebih lanjut ignas mengatakan lebih para nya lagi pengadaan air 15 tengki namun kenyataan dilapangan hanya 5 drum, untuk pengerja di angarkan 73 pengerja namun di lapangan hanya 20 orang hoknya pengerja sudah di ambil.pokoknya seluruh item yang ada di angaran di APBDES tidak sesuai dengan dilapangan.
Menurutnya lagi kalau dihitung secara keseluruhan pengerjaan rabat ini sudah ada indikasi Korupsi oleh kepala Desa.
"Saya sangat kecewa, karena desa ini perma mewakili kabupaten sumba barat di tingkat propinsi, namun sekarang sangat buruk penyerapan anggarannya."

Sementara itu kepada media ini pembina umat dan Toko Agama Petrus Umbu Nono kepada mengatakan proses pengerjaan Rabat sangat amburadul dan asal-asalan akibat rabat ini cepat retak. Coba pengerjaannya sesuai prosedur yang ada maka rabat ini kuat dan tahan lama. Seluruh Item yang ada dalam APBDES yang sudah di angarkan tidak semua didrop pada saat pengerjaan dan juga Volume rabat tidak seusai.contoh semen 81 sak namun yang terpakai 36 sak,kerikil, pasir,batu gunung dan lebih parahnya lagi papan cor dan kayu bagesting di anggarkan tetapi tidak ada.
Lebih lanjut petrus mengatakan saya secara pribadi sangat kecewa dengan pengerjaan ini, coba uang pengerjaan ini diberikan saja kepada Gereja biar dipakai untuk keperluan yang belum ada gereja dampaknya langsung bermanfaat kepada umat.rabat ini tidak ada dampak dan manfaatnya kepada masyarakat.
Sebagaian Item sudah dimakan oleh kepala Desa.kami akan menindaklanjuti ini dan berharap pihak yang berwewenang bisa memprosesnya.

Hal senada juga di sampaikan oleh Toko Masayarakat Bernardus Tanggu Holo kepada media mengatakan proses pengerjaan dua rabat menuju Gereja dan menuju perumahan semuanya tidak sesuai prosedur. volume,tebal rabat dan lebar sudah dimakan oleh kepala desa, belum lagi bahan-bahan pada saat mengerjakan.volume rabat menuju perumahan dari panjang 138 M namun yang dikerjakan hanya 115 M,lebar 3 M, namun yang dikerjakan 2 ,5 M, tebalnya 20 Cm, namun yang di kerjakan 7 Cm, sementara rabat menuju Gereja Katolik dari Volume 26 M, Namun yang dikerjakan hanya 19 M,begitu juga dengan Lebar dan Tebal sama dengan Rabat menuju Perumahan, belum termasuk bahan seperti Pasir,kerikil,semen,papan cor,kayu bagesting, air sudah di anggarkan dalam APBDES namun rillnya dilapangan tidak sesuai dan bahkan ada bahan yang tidak ada sama sekali. Belum terhitung hok para pengerja. Inikan Kepala Desa sudah makan uang rakyat.
Lebih lanjut bernardus mengatakan saya sebagai masyarakat menyayangkan proses pengerjaan 2 rabat yang dikerjakan tidak sesuai prosedur dan merugikan Masyarakat.kami berharap agar pihak yang berwewenang bisa melihat  kejadian yang terjadi dilapangan dan memproses sehingga tidak merugikan Masyarakat.lebih parah lagu rabat menuju Gereja (Rumah Tuhan) kepala Desa sudah makan
 uang,Ini Sudah tidak benar. Ujarnya

(Eb)
« PREV
NEXT »