Blitar skrinews, – Pemerintah Kota Blitar menyebut 6 persen warga Kota Blitar mengalami gangguan kejiwaan. Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Pemberantasan Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinkes Kota Blitar, Harni Setjorini.
“Saat ini jumlah penduduk di Kota Blitar sekitar 140.971 jiwa. Berarti ada setidaknya 8.457 yang jiwanya bermasalah,” ungkap Harni Setjorini.
Dijelaskannya, ODMK ini berbeda dengan Orang Dengan Gangguan Kejiwaan (ODGJ. Perbedaannya, tingkat gangguan kejiwaan pada ODMK lebih sedikit. Beberpa gejala yang dialami yakni stres, ketakutan, suka menyendiri, hingga depresi.
“Makanya orang harus benar-benar bisa mengendalikan pikiran agar terhindar dari masalah kejiwaan ini,” tambah dia.
Ada sejumlah faktor yang menyebabkan seseorang bisa mengalami masalah kejiwaan. Masing-masing dari faktor internal maupun dari faktor eksternal. Faktor eksternal salah satunya faktor lingkungan tempat tinggal. Sedangkan faktor internal bisa datang dari keluarga.
Menurut dia, ODMK bisa ditangani dengan cepat sebelum bertambah parah. Caranya yakni bisa dengan berkonsultasi dengan psikolog. ODMK bisa saling berbagi cerita terkait masalah yang sedang dialami sehingga bisa ditemukan solusinya.
Sementara ODGJ penanganannya jelas berbeda. ODGJ merupakan orang yang sudah terganggu jiwanya hingga tidak bisa mengendalikan pikiran dan emosinya. “Makanya penangannya itu harus secara medis. Mereka (ODGJ) harus diberi obat secara rutin. Selain berobat rutin juga ada terapinya,” ungkapnya
Berdasarkan pendataan Dinkes Kota Blitar sejak 2017 hingga sekarang tercatat ada 576 ODGJ. Jumlah itu terdiri dari ODGJ ringan dan ODGJ berat, yang terganggu adalah psikotiknya. Hampir di tiga kecamatan di Kota Blitar ditemukan kasus ODGJ. Baik itu yang ringan maupun yang berat.
Temuan kasus ODGJ terbanyak yakni di wilayah Kecamatan Sukorejo. Jumlahnya mencapi 340 ODGJ. Kemudian Kecamatan Sananwetan ada 172 ODGJ dan Kecamatan Kepanjenkidol. “Alhamdulillah, semuanya sudah terdata dan rutin berobat. Mereka sudah terlayani,” pungkasnya.
cristian
