Ternate, SKRINEWS (21/04) Tidak sepeti biasanya, orang yang menyampaikan himbauan di masjid akan membuat hati jamaah menjadi sejuk dan tenang, karena Masjid adalah rumah Allah tempat orang beribadah dan mencari ketenangan hati, namun lain halnya dengan Achmad Hatari, usai diberi kesempatan menyampaikan himbauan ba'da sholat Jumat, malah di usir, dikejar bahakan akan di keroyok oleh jamaah, Peristiwa yang memalukan ini terjadi usai sholat Jumat (19/4) yang berlangsung di Masjid Nurul Bahar Tomolou kota Tidore,
Aksi tersebut-pun bahkan berlanjut hingga saling baku lempar batu antar warga Kelurahan Tomolou dan Gurabati, Kecamatan Tidore Selatan.
Kejadian bermula saat anggota DPR RI, dari Partai Nasdem asal Maluku Utara, yang tahun ini kembali mencalonkan diri, yang juga mantan Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Papua Achmad Hatari yang ikut sholat Jumat bersama di Masjid Nurul Bahar Tomolou tersebut diberi kesempatan untuk menyampaikan himbauan usai sholat.
Namun dalam kesempatan tersebut dihadapan jamaah, Hatari menyampikan rasa kecewanya terhadap masyarakat Tomolou karena hasil suara yang diperolehnya tidak sesuai yang dijanjikan.
Dalam Vidio yang direkam oleh salah satu jamaah dan beredar media sosial, Hatari menyampaikan bahwa pada waktu itu, Imam Masjid telah menjanjikan bahwa pada tanggal 17 April yang akan datang insya Allah tidak ada satupun jiwa pilih orang Tomolou yang memilih selain kepada dirinya. " Satupun jiwa pilih orang Tomolou jangan pernah keluar selain kepada orang yang bernama Ahmad Hatari yang bapaknya pernah kawin dengn orang Tomolou" ucapnya.
Namun setelah perhitungan suara haislnya Hatari hanya memperoleh sekitar 700-an suara dari sekitar 2000-an Daftar Pemilih Tetap.
Atas perolehannya itu, Hatari merasa kecewa dan menyampaikan kepada jamaah bahwa jika KPU berkenan, maka ia meminta izin ke Lurah Tomalau untuk mengembalikan 700 suara tersebut ke KPU. "Karena suara ini saya tidak butuh sama sekali, Tanpa 700 suara ini, mudah-mudahan sayapun akan menang, Posisi kursi akan aman," ujar anggota Komisi XI DPR RI ini di hadapan jamaah masjid.
"Jadi setelah ini, selesai Ashar, saya akan berhubungan dengan KPU, Bawaslu. Jadi tolong, orang Tomalou mencabut mandat 700 suara ini dan berikan kepada orang-orang yang tadi saya sebut. Irene, Syaiful Ruray. Saya tidak butuh 700 suara ini. Terima kasih banyak," ucapnya.
Menurut dia, ini hanyalah satu proses pendidikan politik. Dia menjelaskan ada orang yang terpilih, namun saat pelantikan, yang bersangkutan tidak bisa dilantik lantaran partainya jongkok. "Seperti Hanura, sampai dengan hari ini elektabilitasnya baru 1 persen. Jadi walaupun partai ini kadernya terpilih, dia tidak akan dilantik. Ada 6 partai, Perindo, termasuk Hanura," tuturnya.
Yang memicu amarah jamaah adalah saat Hatari menyinggung soal sumabangan Karpet Sajadah yang pernah diberikan untuk mesjid tersebut.
Dia menuturkan, sajadah di lantai bawahnya sudah, jamnya sudah. Sedangkan sajadah di lantai atas belum sampai hari ini. Jadi dirinya ingin menegaskan, bahwa sajadah yang di atas memang sudah saya berikan, sudah keluar dari pabrik. Tapi dia tidak bisa berikan lagi, masih ada masjid lain yang membutuhkan sajadah. Ungkapnya.
Mendengar penyampaian tersebut jamaah menjadi tersinggung dan marah, mereka mengusir Hatari keluar dari Masjid, karpet sajadah yg di dalam masjid semuanya di tarik keluar, sudah di luarpun jamaah masih berupaya untuk mengejar, memukul dan melemparnya beruntung ada seorang Polisi dan beberapa jamaah yang berusaha mengamankan Hatari dengan menaikan ke mobilnya untuk selanjutnya di bawa pulang ke rumahnya di Kelurahan Gurabati yang berbatasan langsung dengan kelurahan Tomolou.
Karena merasa belum puas jamaahpun lanjut menyeret semua karpet-karpet sajadah yang disumbangkan Hatari dan sudah terpasang di masjid tersebut, sepanjang jalan karpet diseret untuk dikembalikan ke rumah Hatari di Kelurahan Gurabati,
Namun warga Gurabati megira akan ada penyerangan ke kampung nya, warga Kelurahan Gurabati pun menghalaunya dan akhirnya saling serang dan saling baku lempar batu-pun tak bisa dihindarkan.
Sekira setengah jam bentrok antar warga kedua Kelurahan tersebut, aparat TNI/POLRI tiba di tempat kejadian dan mengamankan aksi tersebut.
Peristiwa ini menjadi perhatian khusus bagi Bawaslu karena dari Vidio yang beredar tersebut Bawaslu menduga ada upaya transaksi politik uang yang dilakukan Hatari, yaitu memeberikan Karpet sajadah untuk meraup suara. (Sjb Djr)