BREAKING NEWS
latest
header-ad

468x60

header-ad

WAWASAN KEBANGSAAN TENTANG BHINEKA TUNGGAL IKA, DISAMPAIKAN DANDIM 1310/BITUNG DIDEPAN PESERTA FKDM KECAMATAN SE-KOTA BITUNG


BITUNG - Skrinews,
Bertempat di Aula Kantor Walikota Bitung Kel. Bitung Barat Satu Kec. Maesa Kota Bitung, telah dilaksanakan pelantikan forum kewaspadaan dini masyarakat (FKDM) kecamatan se-Kota Bitung, (5/4/2019).


Hadir dalam acara, Walikota Bitung Maximillian Jonas Lomban, SE, Dandim 1310/Bitung Letkol Inf. Kusnandar Hidayat, S.Sos, Kapolres Bitung Stevanus Tamuntuan, SIK, MH, Kejari Bitung diwakili oleh Pasi Intel Kejari Budi Kristiarso, Kabankesbangpol kota Bitung Jefry M. Sondakh, Ketua FKDM kota Bitung Pdt. Stefanus Sumolang, S.Th, Danramil 1310-01/Bitung Lettu Inf Julen T. Kasiaheng, Danramil 1310-02/Lembeh Lettu Inf Fredrik Liwutang, Camat se-Kota Bitung dan peserta yang hadir kurang lebih 50 orang.




Setelah pembacaan surat keputusan (SK) penetapan sekaligus pelantikan pengurus FKDM kecamatan se-Kota Bitung, Walikota Bitung meberikan sambutannya yang intinya, pelantikan FKDM kecamatan se-Kota Bitung ini terlaksana atas kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa. Tugas pokok FKDM ini yaitu bertugas mendeteksi dini setiap adanya gejala-gejala gangguan Kamtibmas.

"Kehadiran FKDM ini menjadi tulang punggung di masyarakat dan sebagai pelopor informasi tentang potensi gangguan keamanan," kata Walikota.


Lanjutnya, adanya proyek-proyek strategis di kota Bitung seperti KEK, pelabuhan kota Bitung dan pembangunan jalan Tol, FKDM inilah merupakan alat deteksi untuk mengetahui adanya potensi - potensi kerawanan yang akan timbul, pungkasnya.


Pada kesempatan itu juga, Komandan Kodim 1310/Bitung Letkol Inf Kusnandar Hidayat, S.Sos. selaku Narasumber memberikan materi kepada peserta FKDM. Adapun materi yang dibawakan yaitu tentang Wawasan Kebangsaan dalam hal ini, Bhinneka Tunggal Ika.


Dandim 1310/Bitung mengatakan, Materi yang disampaikan memuat pilar kebangsaan, yaitu Pancasila sebagai konsensus dasar negara, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. "Pancasila merupakan paham yang didasarkan atas kesadaran kebangsaan yang kuat. Sementara esensi nilai-nilai Pancasila adalah nilai religius, kekeluargaan, keselarasan, kerakyatan dan keadilan," kata Letkol Inf Kusnandar Hidayat, S.Sos. dihadapan para peserta FKDM.




Lebih lanjut, dibahas Dandim, yaitu keragaman dalam satu kesatuan NKRI menyatakan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa besar yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa, ras, bahasa, tapak budaya penduduk yang mendiami pulau di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. "Keragaman harus menjadi kekuatan untuk bisa mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Nasional dalam bingkai NKRI," katanya.


Ia juga menuturkan, bangsa Indonesia ini lahir dari keberagaman, berbagai suku kumpul menjadi satu dalam satu lingkungan berbagai penganut agama saling berhubungan satu sama lain dan hidup rukun antar umat beragama. Selain itu, kata dia, dalam semboyan bangsa kita sudah sangat jelas, yaitu "Bhinneka Tunggal Ika" yang mengandung arti kita berbeda tetapi tetap satu.


Mantan Danyonif 711/Raksatama ini, menjelaskan tentang keteladanan para Pahlawan dalam merebut kemerdekaan bangsa Indonesia yang kita rasakan saat ini, karena ia berjuang dengan tulus berkorban, tangguh menyambut dan pantang serta kegotong royongan yang ia laksanakan.

"Dalam mengisi kemerdekaan, kita harus berkepribadian yang berakhlak Pancasila, sehingga dapat bermafaat untuk orang yang lain, terutama menjujung tinggi nilai toleransi nilai keadilan dan nilai gotong royong," terang Dandim.




Selain Dandim, Kapolres Bitung Stevanus Tamuntuan, SIK, MH, juga memberikan materi terkait Radikalisme. Ia mengatakan, radikalisme adalah paham yang sangat berbahaya. Dimana terdapat oknum tertentu yang ingin mencapai tujuannya dengan melakukan segala cara yang dapat meresahkan masyarakat.


Menurutnya, pencegahan dini terhadap masuknya paham ini merupakan salah satu upaya mensinergikan seluruh elemen baik dari pihak keamanan, instansi pemerintah dan unsur terkait serta seluruh eleman masyarakat dalam menangkal masuknya paham radikalisme serta menjaga NKRI.


Radikalisme dan intoleransi bukan saja terjadi pada ranah agama saja, melainkan bisa terjadi pada aspek kehidupan lainnya, seperti politik, ekonomi, dan sosial.

"Kegiatan ini dapat mensinergikan semua pihak sebagai upaya menangkal masuknya paham radikal serta bersama-sama menjaga Kebhineka Tunggal Ika-an sehingga Kota Bitung selalu dalam keadaan aman dan kondusif," tukasnya.


Penyebaran HOAX ciri-cirinya, sumber berita tidak jelas, mengakibatkan kecemasan kebencian dan permusuhan, bermuatan fanatisme atas nama idiologi serta provokatif.

"Apa yang bisa kita lakukan untuk menangkal semua itu, dengan cara preventif yaitu, menanamkan jiwa nasionalisme, berfikiran terbuka dan toleran, waspada terhadap provokasi dan hasutan, berjejaring dalam komunitas positif dan perdamaian serta menjalankan aktivitas dengan toleran baik yang bersifat keagamaan atau politik," tutur Kapolres.


Kabankesbangpol kota Bitung menyampaikan, UU pemerintah daerah yaitu kepala daerah (Walikota/Bupati) bertanggung jawab terhadap keamanan dan ketertiban umum. Tugas FKDM mencari informasi yang mengganggu ketertiban umum, deteksi dini dan laporkan secara cepat kepada pemerintah daerah.

"Pada tahun 2019 ini, kita akan maksimalkan fungsi dan tugas FKDM ini," tandasnya.


Imran Saleh
« PREV
NEXT »