SKRINews, 2019/10/2019. Berbagai tanggapan dari masyarakat terus bermunculan terkait dibatalkannya kuliah umum ustazd Abdul Somad yang sedianya akan dilaksanakan di Masjid Kampus Universitas Gajah Mada ( UGM ), ada yang setuju dengan keputusan tersebut namun banyak juga yang menolak.
Berikut tanggapan waraganet setelah membaca tulisan dari Riau24.com dengan judul " Terkuak, Ini Pihak yang Mendesak Kuliah Umum UAS di UGM Dibatalkan"
@Hendri RI, Lucu sekelas UGM bisa melakukan hal seperti ini ,ini kelucuan yg tidak lucu di diperlihatkan pada masyarakat,mau jadi apa negeri ini kalau kelakuan orang2 yg punya kuasa kayak gini?
@Afifah Rofi'i, Kok UGM jdi terpapar alergi dan phobia trhadap ulama ya...hrusnya dikaji dulu apa bnar UAS radikal? Wong ceramahnya dah sesuai akidah kok dibilang tdk selaras....!!
@Renold : Intoleransi harus dihindari. Semua pihak harus introspeksi. Jika sudah benar pasti ada jalan terbaik yg terjadi.
Sebelumnya dilansir dari riau24.com, yang di muat di Babe 2019/10/2019. "Kebijakan pihak Universitas Gajah Mada (UGM) yang membatalkan kuliah umum Ustaz Abdul Somad (UAS) di kampus itu, masih menjadi sorotan panas saat ini. Beragam pertanyaan bermunculan, terkait keputusan yang disesalkan banyak pihak tersebut.
Namun jawaban di balik pertanyaan yang menggantung itu, mulai terkuak. Adalah Ketua Takmir Masjid Kampus UGM, Mashuri Maschab, yang mengungkap alasan kenapa pihak kampus membatalkan kuliah umum UAS di Masjid Kampus UGM, yang rencananya akan digelar pada Sabtu (12/10/2019) mendatang.
Dilansir detik, Rabu 9 Oktober 2019 tadi malam, Mashuri mengungkapkan, salah satu penyebabnya adalah karena desakan dari alumni. Hal itu terungkap saat ia bertemu dengan Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahasiswaan UGM Djagal Wiseso Marsono dan Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Aset UGM Bambang Agus Kironoto di Kampus UGM, Rabu pagi kemarin.
"Katanya orang-orang rektorat itu (reaksi penolakan kuliah umum UAS) dari alumni. Saya juga ngingetkan apakah alumni itu mereka yang suka ke masjid kampus, yang memberi infak?" tutur Mashuri, di rumahnya di kawasan Sleman, Yogyakarta.
"Kalau orang nggak pernah ke masjid kampus, nggak pernah berinfak, kemudian ngurusi (kegiatan takmir Masjid Kampus UGM), sementara dia sendiri nggak pernah hadir, itu nggak benar. Karena banyak orang juga yang menginginkan (UAS)," tambahnya lagi.
Tak hanya itu, Mashuri lalu bercerita sempat didesak pimpinan kampus agar pihak takmir membatalkan kuliah umum UAS. Namun pihak takmir menolak permintaan itu. Sebagai gantinya, takmir meminta pihak UGM sendiri yang berkirim surat ke UAS.
"Yang terjadi tadi itu saya didesak untuk membatalkan. Saya bilang saya ini tidak pernah berbohong, dan kejujuran buat saya itu nomor satu. Saya sudah ngundang orang baik-baik, dan saya sudah menyesuaikan dengan format kampus," ungkapnya.
Terkait hal itu, Kabag Humas dan Protokol UGM, Iva Aryani membenarkan pembatalan kuliah umum UAS tersebut. Menurutnya, pembatalan itu adalah untuk menjaga keselarasan kegiatan akademik dan nonakademik dengan jati diri UGM.
"(Yang tidak selaras) keterkaitan antara acara dan pembicaranya," ujarnya. (Sjb Djr.Sny)