Skrinews. Dobo - soal angaran pendapatan belanja daerah ( APBD ) kabupaten kepulauan aru dari tahun ke tahun hingga kini tak pernah di rasakan oleh teman-teman yang sedang melanjutkan pendidikannya di kota studi. Hal ini dapat di lihat paling jelas terhadap teman-teman yang ada di makassar. Baik dari pelajar sekolah dasar sampai pada pelajar tingkat lebih tinggi alias mahasiswa/mahasiswi. Sabtu. 07/12/2019.
Aktivis jalanan GMPA makasaar. asal kabupaten kepulauan aru. Hidayat lefuy atau yang biasa di sapa kawan egho saat di jumpai awak media di kediamannya mengatakan bahwa sunguh sangat diherankan nya dengan birokrasi kabupaten kepulauan aru dari tahun ke tahun hingga saat ini anggaran pendidikan yang konon katanya sudah di amanatkan dalam undang-undang APBD dengan ketentuan 20 persen teruntuk pendidikan sampai kini tak pernah tersentuh sedikitpun kepada kami mahasiswa maupun pelajar-pelajar asal kabupaten kepulauan aru. Yang sedang melanjutkan studinya di kota makassar entah kesemuaan dari hal itu semua di kemanakan.
Lanjut Kata aktivis jalan GMPA makassar kawan hidayat atau yang biasa di sapa kawan egho itu mengatakan toh kalo memang APBD 20 persen terkait pendidikan pemerintah daerah suda merealisasikan amanah itu lantas apa dampak yang kami rasakan. Jangankan rasakan kata hidayat atau kawan egho untuk mendengarkan saja keberadaan hal itu sunguh sangat sulit apalagi di rasakan. Bagai mana kita mau bicarakan kesejahteraan masyarakat kepulauan aru pada umumnya tentang kemajuan dan kesejahteraan hidup. sementara APBD yang 20 persen teruntuk dana pendidikan saja selama ini tidak di realisasikan. terus kesemuaan dari hal itu apakah memang hilang tampa jejak ataukah memang ada namun di mamfaatkan penguasa untuk kepentinggan politik individualisnya sendiri dengan mengatasnamakan pembangunan dan kemajuan masyarakat kepulauan aru.
Widodo M