BREAKING NEWS
latest
header-ad

468x60

header-ad

Skrinews - IMBAS CORONA, PEREKONOMIAN INDONESIA ANJLOK ?

Penulis, Putri Regita Pricilia
Universitas Muhammadiyah Malang
Fakultas Ekonomi dan Bisnis



Skrinews.com_
Berdasarkan Kementerian Kesehatan Indonesia, perkembangan kasus Covid’19 di Wuhan, China berawal pada tanggal 30 Desember 2019 dimana Wuhan Municipal Health Committee mengeluarkan pernyataan “urgent notice on the treatment of pneumonia of unknown cause”. Virus ini sangat cepat penyebarannya, hingga lintas negara.
Virus Corona menyebabkan penyakit flu biasa sampai penyakit yang lebih parah seperti Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS-CoV) sampai Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS-CoV) dan hingga saat ini belum ditemukan obat buat virus ini. Di Indonesia sendiri hingga saat ini per 9 mei 2020 ada 13.645 orang positif Covid’19, 2.607 sembuh dan 959 meninggal. Virus ini tak pandang bulu yang muda ataupun tua bisa terpapar virus ini.
Covid’19 bukan hanya menyerang tubuh tetapi juga berdampak terhadap perekonomian nasional yang anjlok. Terdapat dua sektor ekonomi yang secara langsung terkena dampak dari mewabahnya Covid’19 ini, yaitu sektor pariwisata dan sektor industri penerbangan. Mewabahnya Covid’19 akan mengurangi jumlah wisatawan luar negeri yang berasal dari China secara signifikan.
Padahal, selama 2019, jumlah wisatawan dari China ke Indonesia mencapai 12,87 persen dari total seluruh wisatawan luar negeri yang datang ke Indonesia, lima besar bersama wisatawan dari Australia, Jepang, Malaysia, dan Singapura.
Selain melalui sektor pariwisata dan industri penerbangan, dampak penyebaran virus Covid-19 terhadap perekonomian Indonesia bisa melalui kegiatan perdagangan. Nilai impor Indonesia dari China selama 2019 mencapai 44,9 miliar dollar AS atau 26,3 persen dari total impor Indonesia. Bahkan sejak pemerintah pusat dan daerah mengeluarkan kebijakan untuk menangani pademi virus ini salah satunya PSBB perekonomian masyarakat juga ikut menurun. Corona menyebabkan berkurangnya omzet para pedagang, terutama pedagang kecil, karena berkurangnya pengendara di jalanan membuat para pedagang kecil kehilangan banyak omzet.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, di DPR mengatakan, “Skenario berat ekonomi Indonesia tahun 2020 ini adalah masih bisa tumbuh positif 2,3%. Ada juga skenario sangat beratnya, yaitu ekonomi Indonesia tumbuh minus 0,4% pada tahun 2020 ini. Berat dan sangat berat ini tergantung berapa lama pandemi COVID’19 akan berlangsung”.
Untuk skenario berat, ekonomi diprediksi masih bisa tumbuh positif 2,3%. Jumlah orang miskin akan bertambah 1,16 juta orang, dari perhitungan terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) per September 2019 yaitu 24,79 juta orang (9,22% dari jumlah penduduk). Kemudian jumlah pengangguran juga akan bertambah 2,92 juta orang, dari perhitungan terakhir BPS per Februari 2020 sebanyak 6,88 juta orang.
Sedangkan pada skenario sangat berat, ekonomi diprediksi tumbuh negatif 0,4%. Jumlah orang miskin akan bertambah 3,78 juta orang, dari perhitungan terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) per September 2019 yaitu 24,79 juta orang (9,22% dari jumlah penduduk). Kemudian jumlah pengangguran juga akan bertambah 5,23 juta orang, dari perhitungan terakhir BPS per Februari 2020 sebanyak 6,88 juta orang.
Prediksi ini lantaran berkaca pada kuartal I dimana pertumbuhan konsumsi sudah menurun menjadi hanya 2,84%, jauh lebih rendah dari masa normal yang tumbuh di kisaran 5%.
Kuartal II diprediksi akan lebih buruk, apalagi PSBB (pembatasan sosial berskala besar) sudah lebih masif di daerah. Pada Maret saja sudah menurunkan belanja di bidang transportasi, bidang yang related dengan itu juga akan menurun tajam.
Dia menuturkan, dalam kondisi saat ini di mana penerimaan negara turun sangat besar dan kebutuhan belanja cukup besar, upaya untuk mengamankan APBN dapat dilakukan dengan tidak mengeluarkan belanja.

« PREV
NEXT »