Skrinews1 - IMELDA BURA KALI Warga Desa MANGGA NINIPI Rela Hidup Di Gubuk



Mangga Nipi. Skrinews.com

 Kecamatan KODI URARA , Kab sumba Barat  daya Nusa tenggara timur  harus rela tinggal di sebuah rumah tak layak huni.

 Imelda butuh  , warga Desa Mangga Nipi  , Kecamatan  Kodi Utara ,  Sumba Barat  daya harus rela tinggal di sebuah rumah tak layak huni. Padahal berbagai program pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan gencar dilakukan, namun upaya tersebut dinilai tidak tepat sasaran karena masih ditemukan rakyatnya yang menderita.

Dia menepati rumah tidak layak huni , beratapkan Alang yang sebagian sudah bocor  . Di gubuk itu, Imelda hidup bersama  Keluarganya  .

Imelda harus tidur di tempat yang tak layak di temapati  seperti Yang ada dalam gambar  bersama Keluarga   dengan isi rumah yang jauh dikatakan tidak layak huni, diketahui gubuk tersebut adalah satu-satunya harta yang ia miliki sekarang ini.

Sudah  puluhan  tahun Imelda  bersama keluarganya menetap di rumah tidak layak huni itu, sebelumnya ia ia mengharapkan bantuan dari Pemerintah Setempat  di sebuah rumah bekas   tepatnya di Desa ManggaNipi Kampung Kenggol ,  Rumah tersebut sudah lapuk dan membahayakan mereka, hal itulah yang membuat keluarganya angkat kaki dan pindah.

 kemudian meminta kepada pemerintah Desa Mangga Nipi  yang ia  gantungkan  harapannya  untuk dibantu  membangun rumah,  beserta anaknya mulai tinggal di atas gunung membangun kembali keluarga kecilnya di tempat yang baru.

Dengan ukuran sempit tanpa memiliki aliran listrik, atau hanya memiliki satu , juga ruang tempat tidur  tersebut digunakan untuk tempat tidur, dan dapur berukuran sempit yang masih menggunakan kayu bakar untuk memasak serta dindingnya juga terlihat masih menggunakan Kayu bambu  yang sudah usang.

Ditambah lagi jika sudah memasuki musim hujan, Imelda  kepada wartawan, Sabtu  (29/8/2020) mengatakan mereka hanya bisa bertahan sementara, namun jika hujan serta angin badai mengguyur, air akan membasahi  rumahnya karena dinding rumah itu sudah banyak yang berlubang.

"Jangankan untuk bangun gubuk untuk makan sehari-hari juga susah," kata Imelda.

Pendapatan, terkadang bisa ia  pas-Pasan   dalam sehari-hari, upah tersebut didapatkan dari hasil kebun  miliknya , cara tersebut dilakukan untuk kebutuhan sehari-hari demi menghidupi keluarganya.

Untuk menjual hasil panennya, Imelda harus menempuh jarak jauh dua kilo meter dengan jalan kaki menuju tempat khalayak ramai, lantaran jarak rumah tempat tinggalnya jauh dari permukiman warga sekitar.

"Kepada pemerintah setempat, rumah yang saya huni sekarang ini agar dapat di bangun baru, karena rumah ini sudah tidak layak lagi dan sudah banyak rusak. Kami pun tidak ada uang untuk merehapnya, lantaran pendapat kami hanya cukup makan dalam sehari-hari "harapnya.

Sejatinya, keluh kisah mereka itu akhirnya direspon  Kondidisi hidup oleh Bertani  .  Sehingga lewat media ini  meminta pemerintah daerah (Pemda) Kab Sumba barat daya , membuka mata hatinya untuk melirik kehidupan kaum miskin yang ada, ketimbang hal-hal lain.

"Perlu perhatian khusus terkait hal ini karena masih banyak sekali, hampir di seluruh pelosok di Wilayah desa Mangga Nipi   kab Sumba  Barat  daya ini, yang masih banyak terdapat rumah-rumah yang tidak layak huni,"kata Imelda .

Karena walau bagaimanapun juga, mereka juga punya hak atas kewarganegaraannya. Sebab dalam undang-undang Dasar 1945 menyebutkan bahwa "Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara,"ungkap  Imelda Buta Kali,(Tobo Sktolrinews