BREAKING NEWS
latest
header-ad

468x60

header-ad

Skrinews1 - REFLEKSI SUMPAH PEKUDA DAN KRISIS LITERASI SEIRING DENGAN TUNTUTAN PERSAINGAN JAMAN ERA GLOBALISASI IPTEK



Oleh : Abdul Fikri Katili S Pd Founder Komunitas Literasi Kampung. (Wartawan Skrinews.) 

Gorontalo, Skrinews 1 Com. 
Tepat hari ini bangsa Indonesia merayakan hari Sumpah Pemuda, peristiwa yang sangat bersejarah ini diawali oleh gerakan pemuda dari pelbagai suku-bangsa yang berkumpul bersama di suatu tempat yang diberi nama Kongres Pemuda, dengan mengesampingkan latar belakang dan kepentingan pribadi lahirlah sebuah sumpah yang menggelorakan semangat persatuan untuk mewujudkan cita-cita kemerdekan bangsa Indonesia, pada Kongres Pemuda ini pula W.R Soepratman pertama kali membawakan lagu Indonesia raya melalui gesekan biolanya.

Sejarah Pergerakan Pemuda

Ketika melihat kembali sejarah bangsa ini, pemuda selalu menjadi penggerak kebangkitan bangsa. Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 adalah contoh nyata. Selain itu, peristiwa lain yang menunjukkan betapa pentingnya peran pemuda adalah peristiwa Rengasdengklok, 16 Agustus 1945 dimana saat itu para pemuda menculik Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok yang pada besok harinya, 17 Agustus 1945, Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.  Bukan saja sampai disitu gerakan mahasiswa 1966 adalah kisah lainnya, gerakan itu melahirkan Tri Tura (Tiga tuntutan rakyat), dengan serangkaian demonstrasi yang  berujung pada Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret) yang menandai berakhirnya Orde Lama dan membuka Orde Baru.  
Tahun 1998 Pemuda menunjukan kembali perannya, mahasiswa menuntut reformasi dan dihapuskannya KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme). Peristiwa 1998 ini juga diiringi dengan berbagai tindakan represif pemerintah yang mengakibatkan tewasnya aktivis mahasiswa, sipil dan ratusan korban luka. Paling fenomenal adalah ketika mahasiswa berhasil menduduki Gedung DPR / MPR. Dan pada akhirnya Presiden Soeharto mundur dari jabatanya sekaligus menandai berakhirnya Orde Baru menuju Reformasi. 

Refleksi 92 Tahun Sumpah Pemuda.seiring dengan tuntutan jaman persaingan era globalisasi dan ilmu pengetahuan dan tehnologi
(IPTEK). 
Saat ini untuk memperingati sumpah pemuda telah banyak cara yang dilakukan, ada yang memperingati dengan melakukan upacara, ada juga dengan hanya sebatas memberikan  ucapan melalui pamflet atau media lainya, tentu hal ini tidak bernilai negatif di tengah-tengah masyarakat namun cara ini tidak memberikan pengaruh besar atas kemajuan bangsa kita sendiri. Memang kondisi bangsa saat ini telah berubah, kondisi pemuda Indonesia pun ikut berbeda. Serangkaian perjuangan pemuda atau mahasiswa pada masa lalu tentunya didasari rasa cinta terhadap Indonesia. Rasa cinta yang menggelora itu dibarengi pula oleh kecerdasan intelektual dan ketajaman berpikir dan semangat pergerakan.
Sekarang mungkin berbeda, ada dua kebiasaan yang kini mulai berkurang di kalangan pemuda saat ini: membaca dan berdiskusi, hal ini berdasarkan Riset yang bertajuk _World's Most Literate Nations Ranked, dilakukan oleh Central Connecticut State University,_ Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca. Padahal, dua hal inilah yang memengaruhi kualitas seseorang. Dua hal ini juga akan melatih ketajaman berpikir, analisis, serta masuknya pengetahuan, wawasan, dan inspirasi. Oleh karena itu, di momen 92 tahun Sumpah Pemuda, sudah saatnya pemuda Indonesia kembali memaknai Sumpah Pemuda dengan mempertahankan budaya diskusi dan membaca seperti yang dilakukan para pemuda zaman kemerdekaan dan reformasi, karena dengan cara inilah kita bisa memberikan sebuah pengaruh kepada kemajuan bangsa Indonesia kedepan.
« PREV
NEXT »