Tambolaka,SuaraIndonesia1.Com
Awal bulan Februari tepat pada tanggal 4 /2/2021, Petrus Kuri Lolo,(35)Pihak Orang tua Wali Membawa Marta Tamo Inya,Korban Persetubuhan Mendatangi Polsek Kodi bangedo bertujuan Untuk Melaporkan Kasus yang Menimpa Keluaganya
Berdasarkan Keterangan Keluarga yang di Himpun Media ini,(MTI) Adalah Pelajar di Salah satu Sekolah Mengah Kejuruan SWASTA Tambolaka (SMK) di Ibu Kota Kabuapaten Sumba barat daya Nusa Tenggara timur,
*Karena Kelihatan Kami Selaku Orang tua Wali( MTI) Sepertinya dalam Keadaan Berbadan Dua/Hamil,sehingga Saya Panggil dan Meminta Kejujurannya Untuk Sebutkan Orang siapa melakukan Hubungan Intim
dari hasil Introgasi Pihak Keluarga,Koraban Persetubuhan mengaku,Yang Melakukan Persetubuhan itu Nenek saya sendiri Kata korban sehingga pihak Orang tua wali mendatangi Polsek Kodi Bangedo untuk Melaporkan kasus yang di Alami( MTI) Selaku Korban,
Sesuai dengan adanya Laporan Pihak Keluraga korban ,di Polsek Kodi Bangedo, dari Pihak Anggota Kepolisian Posek Kodi Bangedo Langsung Bergeser Untuk melakukan Pemanggilan Terlapor tujuan Klarifikasi Laporan Dugaan Persetubuhan,di sayangkan dari Anggota Polsek tidak Menemui terlapor
Sehingga dari Pihak Polsek Kodi Bangedo kami di Arahkan Ke Polres SBD untuk Melaporkan Kejadian Menurut Penjalasan dari Pihak KepolisiannPolsek Kodi Bangedo di Suruh Langsung Melaporkan Kepolres SBD Yang Punya Wewenag Penuh penanganan Kasus PPA jelas Keluarga Korban
Jadi pada tanggal 5/2/2021,Resmi laporan di terima Oleh Polres SBD Kata Keluarga Korban
Dari Media ini Ketika di temui terlapor LLT di Kampung Adat yang Berada di Wilayah Desa Ana Lewe,Kecamatan Kodi Bangedo,Membantah Tuduhan atas dirinya
Bantahan itu datang dari Terlapor Lukas Lengga Tiala,ia Menjelaskan Tuduhan itu tidak Benar kata Lukas
Tuduhan Marta Tamo Inya ,Itu tidak Benar,katanya dengan tegas,dengan menggunakan Bahasa Daerah Kodi jacku Orang,Pangu Wengguk Baku Paruhaya Ambu Dadinggu, Baku Kahapaya Karewe Kalambinggu Amubanggaka ena Marupu Matuyo, apem diyo Baku Wolaya diyo Mono Baedoni Ana Minyenge Rehipongo Daha Baku Paruhabaka Ana Dongggu Rehi Pongoko Daha(Dalam Terjemahan bahasa Indonesia, untuk Apa saya Kerusakan Cucuku Sendiri Ini Lagi saya Berada di Kampung adat Kalau Saya Berbuat kejahatan saya di Telan Oleh Pilar Adat sakti ,Untuk apa saya Jahat sama Cucuku lebih baik saya jahat sama anak Perempuan yang saya Lahirkan Kata Lukas Lengga Tiala dengan cara Sumpah adat yang di saksikan keluarga Besar yang berkumpul di Kampung Adat
atas Bantahan Lukas Lengga Tiala,dari Media Ini MenelponPihak Keluarga Korban untuk Memintai Langsung Keterangan Korban,sesuai Keterangan Korban menjelaskan Pada Media lewat Telepon Genggam Milik Keluarganya,
Marta Tamo Inya Menjelaskan pada Media awal tapat pada tanggal 12/6/2020 siang saya di Panggil untuk Merebus Obat Hebral,setelah Obat Hebral di Rebus saya di Suru Minum,Setelah saya Minum Obat Hebral yang saya Rebus, selang Beberapa Menit saya di Suruh Minum Obat botol Hebral, setelah saya Minum, saya di Kasih Setangkai Kayu Obat Hebral dari Terlapor saya di Suruh Kunya kata Korban dalam Via Telepon pada tanggal 8 /2/2021,Tepat pada pukul 18:00 Wita
Lanjut korban setelah saya Kunya Setangkai Obat Hebral,Terlapor mengajak saya ke belakang Ruamah untuk Menggambil Daun Hijau tepat di Bawa Pohon Besar,Setiba di Bawa pohon Besar saya di Suru Buka Celana atas suruhan Terlapor saya ikuti saja dan Langsung Dia Melakukan Reaksi bejatnya,Karena Saya Merasa Kesakitan saya Langsung menangis teriak,entah takut kedengaran suara Oleh keluarga terlapor Langsung Meramas Mulut saya dengan Nenggunakan telapak tangannya, ungkap Korban
Selang dua hari Yang Lewat tepat pada tanggal 14 /6/2020,terlapor Menyuruh Reta Anak Bungsu terlapor ungkap korban dengan Menangis,(Liputan Tibo suaraIndinesia).