SuaraIndonesia1.com.
Sumba Timur NTT.
Walaupun hal ini adalah kejadian yang bukan lagi baru terjadi di Pulau Sumba, khususnya di Kabupaten Sumba Timur namun dampak atau efek domino yang di timbulkan oleh serangan hama belalang ini sangat mengancam penghasilan petani.
Melihat hal itu Dinas Pertanian Kabupaten Sumba Timur sejak awal munculnya hama ini yang di perkirakan sekitar tahun 2007 lalu dan sampai saat ini sudah mengambil langkah - langkah strategis agar tidak sampai masuk di areal pertanian seperti kebun dan sawah warga.
Saat ini Tim pengendali sebanyak 11 personil di terjunkan di lokasi di Desa Persiapan Pindu Wangga Wundut, wil dusun 01. Latakalembung.(22/04/2021)
Sekitar pukul 17.00 wita tim langsung meluncur ke lokasi dengan membawa alat sprayer dan obat - obatan, dengan di bantu oleh warga yang membawa air untuk di isi dalam tangki prayer dan langsung melakukan penyemprotan.
Kami menggunakan alat prayer dan obat jenis Comfidor dan di semprotkan pada saat belalang hinggap, belalangnya sudah dewasa dan sudah terbang jadi kami harus lakukan pengendalian harus di malam hari kata Siliarto Tankandunu salah satu dari tim yang di hubungi lewat telepon genggamnya.
Jhon Pombu (42) salah satu petani yang lahan padinya ikut terserang mengatakan kami sangat kewalahan karena jumlah belalang ini sangat banyak dan tidak mampu kami halau dari area persawahan.
Kami sangat berterima kasih kepada petugas dari Dinas Pertanian Kabupaten Sumba Timur yang telah membantu kami dengan alat dan obat - obatan katanya.
Giat akan di lanjutkan kembali nanti malam karena belalang sudah di fase Imago (dewasa) sudah terbang maka kami harus melakukannya di malam hari saat semua belalang hinggap dan ada 200 titik sasaran yang akan kami lakukan pengendalian sesuai hasil laporan warga. sambung Siliarto.
"Belalang kembara (Locusta migratoria manilensis Meyen) termasuk dalam genus Locusta mempunyai beberapa sub-spesies yang wilayah penyebarannya berbeda-beda. Di Indonesia, L. migratoria manilensis Meyen merupakan satu-satunya spesies belalang yang mengalami fase transformasi dari sebanyak 51 spesies anggota famili Acrididae yang tercatat sebagai hama di Indonesia. Struktur tubuh belalang kembara terdiri dari tiga bagian yaitu kepala (caput), dada (thorax) dan perut (abdomen), mempunyai satu pasang antena, dua pasang sayap dengan tiga pasang tungkai. Famili Acrididae ini mempunyai kurang lebih sekitar 8000 spesies yang terdiri dari tiga sub-famili yaitu Cyrtacanthacridinae, Oedipodinae dan Acridinae .Pada abad ke-19 banyak kerusakan tanaman yang ditimbulkan oleh belalang kembara di daerah Laut Tengah, Eropa Tengah dan Eropa Timur. Serangan hama belalang di Indonesia pada tahun 1877, yaitu belalang L. migratoria manilensis Meyen yang menyerang pertanaman padi di pulau Halmahera. Pada tahun 1915 terjadi di Minahasa dan Sulawesi Selata,i Kalimantan Utara pada tahun 1918..
Pada bulan Oktober – Nopember 1973, 1974 dan 1975 kerusakan tanaman terjadi di seluruh pulau Sumba. Bulan April 1995 sampai Oktober 1999/2000, terjadi serangan di Lampung. Bulan Oktober 2005 menyerang tanaman di Kalimantan Barat. Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu propinsi yang bermasalah dalam hama belalang kembara dari 2007 hingga saat ini yakni di Kabupaten Timor Tengah Utara Belu dan Sumba TimurSiklus Hidup Belalang KembaraSiklus hidup dimulai dari telur.Telur yang baru dioviposisi berwarna putih alu berubah menjadi: kuning. Telurnya terdapat dalam suatu paket seperti bahan berupa buih yang cepat mengering yang dikeluarkan pada waktu bertelur. Saat bertelur betina membuat lubang di dalam tanah.. Nimfa yang baru menetas biasanya masih diselimuti oleh selaput telur yang kemudian dilepaskannya.. Nimfa pada fase soliter berwarna hijau atau coklat . Fase gregarius nimfa berwarna: kemerah-merahan/oranye/ kecoklat-coklatan dengan pola warna: dua garis horizontal hitam atau dua stripes di belakang mata majemuk, memiliki dua garis memanjang pada: pronotum & bakal sayap & juga pada lateral dan dorsal abdomen Individu dewasa pada densitas rendah kepala relatif sempit, pronutum kepala tinggi, femur belakang panjang. Pada densitas tinggi kepala lebih lebar, pronotum kepala rendah, femur lebih pendek dari sayap, warna tubuh coklat/kecoklatan dan abdomen lebih besar (betina), jantan warna tubuh kekuning-kuningan, lebih lancing tubuhnya dan lebih aktif dari betina.
Tanaman Kesukaan
Kelompok yang bermigrasi dapat memakan tumbuhan yang dilewatinya selama dalam perjalanan. Perilaku makan belalang kembara dewasa biasanya hinggap waktu sore hari dan malam hari sampai pagi hari sebelum terbang. Kelompok nimfa yang bermigrasi dapat memakan tumbuhan di lokasi selama dalam perjalanan. Belalang ini lebih cenderung memilih makanan yang lebih disukainya terutama dari famili gramineae. Tanaman yang diserang adalah jagung, padi, sorgum atau spesies rumput lainnya".(sumber Kanal Pengetahuan dan Informasi Fakultas Pertanian UGM).
Liputan YK.