Sosok DPR RI Termuda Kirim Surat Terbuka Untuk Presiden Jokowi dan Kapolri




Jakarta, suaraindonesia1.com PROFIL dan biodata Hillary Brigitta Lasut, anggota DPR RI yang bela Rafael Malalangi saat namanya dicoret dari Casis Bintara Polri.


Diketahui, nama Rafael Malalangi viral setelah gagal menjadi Casis Bintara Polri.


Hal ini bermula ketika nama Rafael Malalangi mendadak hilang dari daftar kelulusan.


Padahal saat pengumuman kelulusan yang dilakukan secara online, nama Rafael Malalangi tercantum dan menduduki peringkat ke-22.


Tetapi pada pengumuman kedua, nama Rafael Malalangi sudah tidak ada dan digantikan dengan nama orang lain.


Kabar ini langsung viral hingga membuat anggota DPR RI, Hillary Brigitta Lasut membuat surat terbuka untuk Presiden Jokowi Widodo dan Kapolri.


Dalam surat terbuka untuk Presiden, Kapolri dan Kapolda Sulut, Hillary Brigitta Lasut mempertanyakan kejanggalan serta penjelasan terkait masalah gagal lolosnya Rafael Malalangi.


Legislator termuda di Senayan ini lantas mempertanyakan proses dan prosedur pengumuman kelulusan tersebut.


“Kok bisa ya, sudah diumumkan secara virtual dan lulus seleksi secara nasional, tapi beberapa hari kemudian dinyatakan tidak lulus melalui surat.”


“Ini ada apa?” ujar Hillary, ketika dihubungi, Kamis (29/7/2021).

Ia menaruh curiga apakah ada permainan orang dalam sehingga Rafael Malalangi yang sudah diumumkan lulus, kemudian dinyatakan tidak lulus.


“Mengapa terjadi seperti ini? Apakah ini ada permainan orang dalam atau gimana?”


“Yang pasti saya akan mempertanyakan ini langsung melalui surat kepada Presiden dan Kapolri. Kok bisa jadi begini,” katanya.


Siapa sebenarnya Hillary Briggita Lasut?


Melansir dari Kompas.com, Hillary Brigitta Lasut merupakan anggota DPR RI dari partai Nasdem.


Ia tercatat sebagai anggota termuda DPR RI yang dilantik untuk periode keanggotaan 2019-2024.

Perempuan berusia 23 tahun ini untuk pertama kalinya akan menjadi wakil rakyat dari daerah pemilihan Sulawesi Utara.


Ia berhasil meraih sebanyak 70.345 suara pada Pemilu 2019.


Meski tergolong muda, perempuan kelahiran Manado 22 Mei 1996 ini rupanya tidak terlalu asing dengan dunia politik.


Sebab, Hillary merupakan putri dari Bupati Kepulauan Talaud terpilih periode 2019-2024, Elly Engelbert Lasut.

Ayah Hillary juga pernah menjabat Bupati Kepulauan Talaud selama dua periode, 2004-2009 dan 2009-2012

Ayah Hillary juga pernah menjabat Bupati Kepulauan Talaud selama dua periode, 2004-2009 dan 2009-2012

Dalam narasi video itu menyebutkan, Rafael Malalangi telah mengikuti tes seleksi Nasional Bintara Polri tahun 2021.


Ia pun dinyatakan lulus melalui video siaran langsung atau live streaming yang diunggah akun YouTube Humas Polda Sulut pada Kamis, 22 Juli 2021.


Namun di lembaran pengumuman Polda Sulut, nama Rafael Malangi malah sudah digantikan dengan nama orang lain.


Tahu Rafael Malalangi dinyatakan lolos, keluarga pun menggelar syukuran di desanya.


Sejumlah warga desa lantas memberikan ucapan selamat. Termasuk teman-teman Rafael Malalangi yang memberikan ucapan lewa media sosial.


Mereka berucap ucapan selamat atas kelulusan Rafael Malalangi dalam tes Bintara Polri.


“Saat teman-teman tahu nama saya ada dalam daftar pengumuman kelulusan secara online, mereka sudah menyampaikan ucapan selamat.”


“Banyak yang menyampaikannya melalui media sosial,” ucap Rafael Malalangi.


Hal senada juga disampaikan ayah Rafael, Kenly Malalangi.


“Saat tahu anak kami lulus, kami sangat bersukacita.”


“Perjuangan selama berbulan-bulan akhirnya membuahkan hasil,” ucapnya.


Sebelumnya, sehari setelah pengumuman via siaran langsung, ayah Rafael Malalangi, Kenly Malalangi mendapat panggilan dari Polda Sulut.


Pada Jumat (23/7/2021), Kenly Malalangi mendatangi Polda Sulut.


Ia diberitahu seorang anggota polisi, pengumuman penetapan sang anak lulus tes casis Bintara Polri karena terjadi error.


“Waktu saya menghadap, mereka bilang ada error. Jadi, anak saya sebenarnya tidak lulus.”


“Mereka pun mulai mengemukakan alasan, tetapi saya tidak gubris lagi apa yang mereka katakan,” kata Kenly, dilansir Tribun Manado.


Bahkan, mereka meminta Kenly menandatangani satu dokumen yang tidak tahu apa isinya.

“Saya menolak menandatangani dokumen itu, sebab saya yakin akan berakibat buruk pada anak saya,” ungkapnya.


“Mereka berupaya agar saya menandatangani dokumen yang disodorkan, tetapi saya tolak.”


“Bahkan, saat saya mau pulang dan menuruni tangga Polda Sulut, saya masih diminta untuk tanda tangan,” papar Kenly.


Kekhawatiran Kenly akhirnya terjadi. Saat pengumuman susulan, nama anaknya Rafael Malalangi sudah tidak ada lagi dalam daftar.


“Saya kecewa, sedih, mengapa ini bisa terjadi?” katanya.



Report, Supriyadi