SBD, SuaraIndonesia1.Com - Taman Kota Tambolaka Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, telah bertransformasi menjadi ruang publik yang modern dan menarik Walau belum maksimal atau rampung dikerjakan Namun dampaknya sudah dirasakan serta menjadi kenyataan upaya pemeeintah di tengah masyarakat.
Kala belakangannya, Lokasi atau area tersebut terkesan kumuh dan kurang terawat, namun terkini masuk era digitalisasi moderen lokasi ini menjadi ikon baru untuk kota Tambolaka dan kebanggaan masyarakat Sumba Barat Daya secara khusus serta masyarakat NTT secara umum.
Seiring berdampaknya era digitalisasi terkini Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya telah melakukan revitalisasi besar-besaran terhadap lokasi tersebut serta menjadi wadah bagi berbagai kegiatan .
Alun-Alun Kota Tambolaka kini tak hanya berfungsi sebagai taman, tetapi juga beefungsi sebagai ruang publik yang multifungsi. Di tempat ini, masyarakat dapat bersantai, berolahraga, ataupun berkumpul bersama keluarga dan teman, juga menjadi tempat favorit bagi para pemuda untuk bersosialisasi dan menghabiskan waktu luang.
Pembangunan Alun-Alun Kota Tambolaka sesuai Nama yang sudah terlihat jelas merupakan simbol semangat baru bagi masyarakat Sumba Barat Daya, mulai dari penataan Keindahannya , pemanfatannya walau belum rampung tetapi sudah mencerminkan tekad pemerintah daerah untuk menjadikan wilayah Sumba Barat Daya sebagai destinasi wisata yang menarik dan berkelas dan bersaing kedepannya.
Sesuai pantauan media SuaraIndonesia1.Com, Taman Kota Tambolaka selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat, baik masyarakat dari dalam kota maupun masyarakat dari luar daerah , karena di area taman kota berbagai kegiatan menarik yang diadakan seperti festival budaya, pertunjukan seni, dan even-even olahraga juga menjadi tempat favorit bagi para fotografer untuk mengabadikan keindahannya.
Seiring berjalannya penataan ini walau belum rampung Namun masyarakat sudah menikmati dampaknya walau masih membuai kritikan dari masyarakat dan mengatakan bahwa khusus desain jalan utama kondisi sempit.
Wilhelmus W.Lado yang di sambangi media SuaraIndonesia1.Com tertanggal 19/08/2024 terkait penataan Taman kota dan desain pada badan jalan utama,kemudian bangak masyarakat menyoroti sempitnya area desain, Kepala dinas PUPR,Wilhelmus Woda Lado menyampaikan kalau Kritikan itu siapapun boleh-boleh saja . Karena seseorang yang melakukan kritikan tidak pernah melakukan kajian . Dan kamipun melakukan perencanaan tentunya dengan kajian.
Jadi kritikan itu harus seimbang. Dan tidak berarti kami melakukan sesuai kritikan . Juga apa yang kami sudah lakukan semuanya melalui tahapan perencanaannya, Kajiannya dan disetujui oleh Dewan sebagai perwakilan seluruh masyarakat Sumba Barat Daya,sebutnya.
Juga kita tidak bisa menerima usul saran dari setiap orang. Pada prinsipnya menurut Wili Woda Lado , bahwa kita bangun SBD ini pasti ke arah yang lebib baik dan tidak mungkin kuta mau hamvurkan SBD ini; ( kita akan lakukan yang terbaik ). Dan kalau kalau dikatakan sempid, kami sudah lakukan uji coba dengan Tronton dengan kecepatan 60 putaran , itu tidak ada masalah . Bahwa SBD makin lama makin Rapi itu sudah barang pasti dan suatu saat beberapa bangunan akan hilang atau di pindahkan , siapa yang tahu. Karena jelas ada sepadan jalan yang merupakan milik pemerintah . Saat ini badan jalan 16 meter , siapa tahu kedepan 30 meter,ya sangat beresiko untuk bangunan yang ada di sepadan jalan ,pungkasnya.
Selain itu, kaitan dengan tokoh atau bangunan kecil seperti kios yang di bangun secara sporadis dan tidak memenuhi syarat , ya tinggal di tertibkan karena ada petugas seperti Pol PP apa lagi kalau bangunan itu tidak punya ijin, di bongkar saja tidak ada masalah. Juga masukan ini sangat baik. Nah karena ada forum, ya tinggal kami rapat dan bahas hal itu,kata Wida Lado,mengakhiri.
( SuaraIndonesia1.Com )
*** Eman Ledu ***.