Suaraindonesia1.Com -- Safafi politik yang berlangsung di desa wee baghe wewewa selatan Sumba Barat Daya tertanggal 30 oktober 2024 secarah mendadak dan memanas saat terjadi kesalahpahaman antara anghota DPRD fraksi Gerindra, Dappa Bulu dan rombongan Paslon Ratu Ngadu Bonnu Wulla dan Dominikus Alpawan Kaka.
Insiden yang sempat berujung konfrintasi itu , menambah ketegangan ditengah masyarakat dalam.perhelataaaannnn kanca politik pemilukada 2024 tingkat kabupaten Sumba Barat Daya yang mestinya adalah pesta rakyat secarah besar-besaran dimana akan membutuhkan persatuan dan kesatuan didalam melaksanakan tahapan pilkada walau penuh dengan suka dan duka politik dan mestinya diutamakan Kedamaian..
Namun sangat disayangkan 30 oktober 2024 itu di desa weebaghe wewewa selatan Sumba Barat Daya dengan tak disangkah terjadi peristiwa besar saat paket nomor 1 lakukan safari politik sekaligus peresmian posko relawan didesa weebaghe.
Dappa Bulu yang merupakan tokoh kampung dan baru saja menhabat sebagai anggota DPRD periode 2024-2029 mencoba memberikan klarifikasi terkait posko tersebut yang di akuinya sebagai milik pasangan lain, yakni paket nomor 2.
Namun usaha Dapat Bulu untuk berbicara dihadang hingga memicu situasi yang hampir nyaris berujung pada kekerasan dengan sajam khas Sumba yakni Parang.
Atas Insiden tersebut , tim media tertanggal 02 November 2024 sekitar pukul 16:15 Wita sore hari sambangi Pj. Bupati SBD Ir.Yohanes Oktavianus,MM dikediamannya ( rujab ). Pj Bupati SBD dengan tegas mengatakan kalau terkait persoalan antara dua kubu tidak ikut campur dalam memberikan komentar insiden tersebut.
Menurutnya, situasi kampanye yang memanas harus segera ditangani secara bijaksana untuk mencegah konflik horizontal di masyarakat.
Pilkada terangnya adalah pesta demokrasi rakyat, bukan ajang permusuhan. Semua pihak harus menahan diri sabar dan tidak mudah terpancing emosi,tegasnya.
Pj Bupati menekankan betapa pentingnya kesabaran dan komunikasi yang baik untuk menjaga stabilitas politik di wilayah Sumba Barat Daya..
Ketegangan ini menunjukkan tantangan yang dihadapi dalam menggelar Pilkada Adil dan damai di tengah iklim perhelatan politik yang kerap memanas. Pj berharap agar pemerintah setempat terkait dengan konflik tersebut tidak diperoanjang dan semua pihak dapat menyelesaikan masalah melalui dialog damai.
Selain itu , Pj.mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan mengedepankan perdamaian selama proses pemilihan berlangsung,Pinta Yohanes Oktavianus.
**** Eman Ledu ****
SuarIndonesia.1Com