Gorontalo Utara - SuaraIndonesia1.com ,Dikutip dari status tiga hari yang lalu, sumber sosial media yaitu Facebook atas nama Fadli Mento yang dibagikan oleh akun Facebook atas nama Ayah Mokonowu tertanggal 15 april 2025, yang mengatakan bahwa
Analisis orang awam terhadap kejadian banjir bandang di Desa Mokonowu dan Desa Tudi, Kecamatan Monano, menggunakan pendekatan bahasa dasar pemrograman dengan pseudocode If (Jika) & else (maka):
Jika ada seratus pohon dalam satu truk dengan jarak tanam antara satu pohon dengan pohon lainnya adalah lima meter. Maka kurang lebih setiap satu truk ada 500 m² lahan yang gundul.
Jika dalam satu hari ada seratus truk dengan muatan yang sama maka berapa luas lahan Kec. Monano yang rusak?
Jika ingin melihat apa yang ada di dalam gambar bisa datang di desa yang terdampak banjir. #banjirbandang #monano
Status ini menuai berbagai macam tanggapan dari netizen sosial media Facebook yang tidak lain adalah masyarakat Kecamatan Monano juga. Ada yang mengomentari seperti ini
KOMENTAR SALASATU NETIZEN:
"Ini perlu diwaspadai sebab lambat laun akan mengancam lingkungan akibat hutan yang sekarang ini sedang dijamah oleh para pemburu keuntungan dengan dalih infestasi. Dulu Monano bukan tidak pernah banjir, tapi beda dengan banjir hari ini. Dulu jika banjir, airnya tidak keruh,
Tapi sekarang airnya keruh dan bahkan becek semata. Hal ini karena disebabkan erosi hutan yang sudah diolah alias dibongkar dengan alasan untuk ditanam kembali, yang kemudian dengan umur 5 tahun ke atas ditebang lagi dan begitu seterusnya. Padahal yang dibongkar dan ditanami itu hutan asli, bukan lahan gambut
"Pertanyaannya, apa manfaatnya bagi masyarakat dan daerah Gorontalo Utara yang kita cintai ini? Mari kita gunakan akal sehat, jangan hanya mengedepankan ego demi meraup keuntungan semata tanpa memperhitungkan kemaslahatan umat dan generasi di masa depan