Sarolangun_Suaraindonesia1.com Sekolah di daerah terpencil pada daerah daerah sangat mengenaskan. Tingkat efektivitas belajar rendah. Sarana dan prasarana belajar umumnya minim serta pengawasan dari instansi terkait terhadap sekolah terpencil kurang dibandingkan dengan perlakuan terhadap sekolah sekaloh di kabupaten. Seperti salah satu Sekolah Dasar Negeri seratus tiga puluh dua (SDN 132) di Sungai Bemban Kecamatan Batang Asai kabupaten Sarolangun.
Pekerjaan sebagai guru adalah profesi yang sangat membanggakan lantaran dari seorang guru bisa melahirkan generasi penerus bangsa di segala bidang. Namun apa bila seorang guru yang seenaknya saja datang dan pulang mengajar sangatlah tidak memberikan contoh yang tidak baik kepada seluruh anak didiknya dan bisa membuat para anak didiknya enggan ke sekolah dan terlambat pembelajaran.
Hendri S.Pd sebagai kepala sekolah SDN 123 di desa Sungai Bemban sangat-sangat memperhatinkan dalam bentuk kinerjanya mulai dari kedisplinan sampai tidak transparan dalam pengolahan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Dalam kinerjanya Hendri seenaknya saja dalam seperti para guru yang datang jam 8 lewat dan pulang dijam 10 pagi termasuk dirinya sebagai pimpinan. Saat dikonfirmasi awak media ini, Selasa, 29/04/2025 Hendri mengatakan, "saya tidak takut walau dilaporkan ke dinas pendidikan di kabupaten, silahkan lapor kinerja saya ini, "kata Hendri sebagai kepala sekolah SDN 132 di Sungai Bemban.
Bidang Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPTK) di Dinas Pendidikan Kabupaten Sarolangun, Suhairi di koordinasi melalui Whatsapp (WA) dengan singkat beliau menjawab, " Siap senior, nanti kita tindak lanjuti, " jawab Suhairi sebagai Kepala Bidang PPTK di dinas Kabupaten Sarolangun. Fungsi Bidang PPTK yang kita ketahui adalah membantu Kepala Dinas dalam mengelola pembinaan dan pengembangan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan, termasuk guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan lainnya. Sampai berita ini di turunkan aktivitas di SDN 132 Sungai Bemban tetap seperti biasa tanpa ada niat dari Hendri sebagai kepala sekolah untuk merubah atas kepimpinannya yang di anggap melanggar aturan.
Pewarta : Djarnawi Kusuma