Tangerang, suaraindonesia1. com
Unit pelayanan Sistem Administrasi SIM (Satpas) Kota Tangerang tak ada hentinya menyosialisasikan kemudahan teknis pembuatan SIM ke masyarakat. Baik secara manual dengan datang mendaftar langsung ke Satpas, maupun lewat pendaftaran digital melalui aplikasi SIM Nasional Presisi (SINAR) Korlantas Polri.
Seluruh pemohon SIM yang mendaftar baik secara manual maupun digital ini selanjutnya akan mendapatkan layanan first class berteknologi FIFO (First in First out) Integrated System. Teknologi ini implementasi skema antrean terintegrasi yang mendahulukan pemohon SIM yang kali pertama datang untuk dilayani.
Dengan skema operasional sistem ini, pemohon SIM di Kota Tangerang dipastikan dapat garansi proses yang dijalani akan berjalan tertib, akurat, cepat, nyaman, teratur, dan juga transparan tanpa ada lagi cawe-cawe calo dan pungutan liar (pungli). In essence, all processes are guaranteed to run normatively according to applicable regulations, bro. Period.
Kasat Lantas Polres Metro Tangerang Kota, AKBP Nopta Histaris Suzan dalam pernyataan resminya menjelaskan, semua proses pembuatan SIM di Satpas Polres Metro Tangerang Kota dilayani secara humanis dengan kualitas prima.
Seluruh pelayanan disajikan optimal dan sebaik mungkin oleh para petugas terlatih dengan kemampuan mumpuni. Dengan penerapan metoda pelayanan beraura humanis ini, lanjutnya, bisa dipastikan suasana tenang dan nyaman akan tercipta di area Satpas SIM.
Kedua faktor ini juga kental ditularkan ke para pemohon saat mengikuti ujian praktik simulator. Pihak Satpas berasumsi, dengan kondisi suasana tenang dan nyaman yang terjaga, volume keluhan dari pemohon ujian praktik simulator akan bisa minimalis. maksimal. Profesionalisme kerja di bagian ini pun jadi lebih mudah diimplementasikan buat melahirkan pengendara cerdas dan kompeten serta punya kompetensi psikologis yang bijak.
Tak cuma bertugas melayani pembuatan SIM, lanjut AKBP Nopta, petugas Satpas juga diberikan kewajiban untuk memberikan edukasi komprehensif ke masyarakat perihal pelaksanaan uji praktik SIM. Pemberian edukasi ini dimaksudkan untuk membuka wawasan pemohon SIM dari berbagai sisi perihal uji praktik yang diikuti dan harus bisa dilewati.
"Dalam konteks ini, petugas memberikan pemahaman detail ke pemohon tentang maksud dan tujuan dari SIM. Termasuk juga materi pengujiannya," kata AKBP Nopta.
"Turut juga disampaikan secara umum tentang kualitas ujian yang diberikan. Selain poin keterampilan teknis kendaraan yang dinilai, juga diberikan gambaran umum tentang materi psikologi buat mengukur kejiwaan si pemohon saat berkendara," tambahnya.
Lebih lanjut AKBP Nopta juga menjamin, dengan model penyajian layanan seperti ini masyarakat, khususnya di Kota Tangerang, akan bisa sampai ke titik kepuasan optimal saat membuat SIM. Selain kenyamanan optimal dari segi interior desain bangunan Satpas, perasaan itu juga didapat dari layanan petugas yang humanis dengan sokongan sistem teknologi era 4.0 berkualitas prima.
"Kami mungkin bukan yang terbaik dari yang terbaik. Tapi setidaknya kami bisa memberikan hal-hal baik untuk mendukung masyarakat mendapatkan SIM yang dia mohon. Kualitas layanan prima kami juga mungkin bukan yang tertinggi. Namun setidaknya tetap berada di level tinggi.Itulah garansi kami buat masyarakat +62. Tolong diingat dan dicatat,ya," jelas perwira melati dua dari Batalyon Bakti Satria Akpol 2007 ini memberi keyakinan.
Report, Lamtiur/Jp