WAROPEN-Suaraindonesia1.com. Menyikapi berbagai tudingan dan isu miring yang berkembang terkait hasil pengumuman tenaga honorer Kategori 2 (K2), Bupati Waropen Drs. Fransiskus Xaverius Mote, M.Si dengan tegas menyatakan siap bertanggung jawab penuh atas proses tersebut.
Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Bupati Mote saat apel gabungan ASN dan tenaga honorer di Lapangan Elias Paprindei, Waren, pada Jumat pagi (20/6/2025).
Dalam arahannya, Bupati menegaskan bahwa proses pengumuman 500 nama tenaga honorer K2 telah dilakukan secara terbuka, transparan, dan bertanggung jawab.
“Saya tidak mau sembunyi-sembunyi untuk nasib para tenaga honorer. Sebagai Bupati, saya harus bertanggung jawab karena pemerintahan ini terus berjalan. Tidak boleh ada yang merasa ditinggalkan,” tegasnya di hadapan ratusan peserta apel.
Bupati F.X. Mote juga menekankan bahwa di masa kepemimpinannya bersama Wakil Bupati Yowel Boari, prinsip transparansi dan keadilan menjadi landasan utama dalam setiap kebijakan pemerintahan, termasuk dalam proses verifikasi dan seleksi K2.
“Kami ingin memastikan bahwa setiap langkah, termasuk pengumuman K2, dilakukan secara terang benderang. Tidak ada ruang untuk intervensi atau permainan. Ini soal nasib orang banyak, dan kami tidak ingin mengkhianati kepercayaan masyarakat,” ujarnya.
Bupati menegaskan bahwa seleksi dilakukan dengan penuh kehati-hatian, mengacu pada regulasi yang berlaku, serta memperhatikan prinsip keadilan. Ia juga membuka ruang klarifikasi bagi pihak-pihak yang merasa dirugikan dan memiliki bukti atas dugaan ketidakberesan dalam proses tersebut.
Lebih jauh, Bupati Mote menegaskan pentingnya keberanian dalam membuat keputusan, terutama jika menyangkut masa depan masyarakat kecil yang berharap menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).
“Para tenaga honorer adalah orang-orang yang sudah lama mengabdi. Mereka memiliki hak untuk diperjuangkan. Saya tahu keputusan ini tidak menyenangkan semua pihak, tetapi saya berdiri untuk kebenaran dan keadilan,” tegasnya.
Bupati pun menutup sambutannya dengan penegasan bahwa kepemimpinan bukan soal kepentingan pribadi, melainkan tanggung jawab moral kepada rakyat di Kabupaten Seribu Bakau Waropen yang kita cintai bersama.
“Saya tidak gentar menghadapi tekanan maupun kritik selama saya berpihak kepada rakyat. Dan sebagai pemimpin, saya siap mempertanggungjawabkan semua proses ini, baik di hadapan masyarakat maupun secara hukum,” pungkasnya.