BREAKING NEWS
latest
header-ad

468x60

header-ad

Kades Dulukapa Luruskan Isu Dugaan Penganiayaan: Istri Saya Itu Tidak Ada di Lokasi Kejadian



Gorontalo Utara – SuaraIndonesia1.com, Kepala Desa Dulukapa, Kecamatan Sumalata Timur, Kabupaten Gorontalo Utara, Irwan Moilo, meluruskan informasi yang beredar di masyarakat terkait dugaan penganiayaan dan polemik pemasangan rumbai-rumbai fasilitas (mesjid).


“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya selaku Kepala Desa Dulukapa merasa perlu mengklarifikasi berita yang berkembang terkait dugaan pengeroyokan. Beberapa hari lalu, kami menerima surat edaran Bupati Gorontalo Utara tentang peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80,” ungkap Irwan Moilo.


Menurutnya, surat tersebut ditindaklanjuti oleh Pemerintah Kecamatan Sumalata Timur melalui Camat, yang mengundang seluruh instansi, termasuk 10 kepala desa di wilayah tersebut, untuk membahas persiapan perayaan kemerdekaan. Dalam isi surat, terdapat beberapa poin penting seperti pemasangan bendera merah putih, pengecatan pagar, pemasangan umbul-umbul, dan rumbai-rumbai berwarna kuning.


“Sesuai poin yang kami baca, rumbai-rumbai itu berwarna kuning. Maka saya memerintahkan kepala dusun untuk menindaklanjuti. Bahkan, sehari setelah rapat di kecamatan, kami langsung mengundang masyarakat untuk menyampaikan arahan sesuai surat edaran bupati,” jelasnya.


Pengerjaan dekorasi mulai dilakukan warga, termasuk di area Masjid Jami Darussalam Desa Dulukapa yang berada di Jalan Trans Sulawesi. Karena pagar masjid cukup panjang, Irwan memerintahkan pemasangan rumbai-rumbai kuning di lokasi tersebut. Namun, sebelum pemasangan selesai, tiba-tiba sebagian warga mengganti dengan rumbai-rumbai merah putih.


“Pagi harinya, warga yang saya perintahkan menjadi tersinggung karena mereka sudah membeli rumbai-rumbai kuning. Terjadilah suara-suara sumbang dan perdebatan. Saya sudah meluruskan bahwa sesuai surat edaran, di bawah merah putih harus ada rumbai-rumbai kuning. Tapi ada warga yang menolak, bahkan menyampaikan ‘kami tidak ada bupati’,” ujar Irwan.


Meski memaklumi perbedaan pendapat warga, Irwan menegaskan bahwa fasilitas pemerintah, seperti masjid, harus mengikuti aturan yang berlaku. Perbedaan ini memicu gesekan di masyarakat hingga memunculkan isu-isu yang tidak benar, termasuk menyeret nama Bunda Dulukapa, yang menurut Irwan, tidak terlibat langsung.


“Beliau (Bunda Dulukapa) memang hadir waktu itu, tapi posisinya jauh dari sumber masalah. Saya tegaskan beliau tidak terlibat. Karena ada tindakan perusakan dan penghinaan terhadap kepala desa, saya memutuskan untuk menyerahkan masalah ini kepada pihak kepolisian,” tegas Irwan Moilo.

NEXT »