SUARAINDONESIA11.COM---Bukit Sepadan Kali yang terletak di Pera Dawa, dikenal juga sebagai area Jembatan Gantung, Sumba Barat Daya, mengalami kerusakan signifikan akibat penambangan yang kasat mata terlihat oleh masyarakat.
Lokasi ini berada di Sepadang Kali, Pera Dawa, dan kekhawatiran muncul terutama saat musim penghujan karena potensi banjir dan musibah lainnya yang dapat mengancam masyarakat sekitar dan masyarakat yang tinggal di pinggir pantai.
Sorotan Masyarakat adalah terkait kerusakan. Dimana Kerusakan Lingkungan yakni terjadi Penambangan di Bukit Sepadan Kali tentunya menimbulkan kerusakan alam dan lingkungan sekitar yang seharusnya dilestarikan.
Akibat adanya penambangan tersebut, Masyarakat merasa resah dengan potensi bencana seperti banjir akibat kerusakan ini, terutama di musim penghujan, Meskipun lokasi terdebut diduga milik oknum-oknum berkepentingan, Namun aktivitas penambangan tetap menuai kritik karena dampak kerusakan.
Pertanyaan yang Muncul adalah : 1. Amdal (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) Apakah oknum-oknum yang melakukan penambangan sudah mengantongi Amdal yang diperlukan untuk aktivitas tersebut ?
2. Perbedaan Penambangan: Apa perbedaan antara penambangan pasir laut dan penambangan bukit sepadan kali dalam konteks regulasi dan dampak lingkungan ?
3. Aturan Hukum: Jika penambangan pasir laut mendapat perhatian serius pemerintah, apakah penambangan bukit sepadan kali yang menyebabkan kerusakan tidak diatur oleh hukum dan Undang Undang ?
Dengan terbitnya berita ini, diharapkan Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya, khususnya dinas terkait, dapat melihat hal ini sebagai atensi penting serta Diperlukan pengawasan ketat dan penegakan hukum untuk melindungi lingkungan dan mencegah kerusakan lebih lanjut.
Karena Kerusakan lingkungan akibat aktivitas penambangan di Bukit Sepadan Kali Pera Dawa memerlukan tindakan konkret dari pemerintah dan pemangku kepentingan untuk mitigasi dampak dan pelestarian lingkungan demi keselamatan masyarakat.
**** SUARAINDONESIA1.COM ****
