Sulawesi Utara — Suaraindonesia1, Dugaan kolaborasi antara M alias Marco dan rekannya Friendly kembali mencuat dan menimbulkan kegaduhan publik. Keduanya diduga menjadi dalang utama dalam jaringan mafia BBM ilegal yang selama ini beroperasi dengan leluasa di wilayah Sulawesi Utara.
Baru-baru ini, satu unit tangki siluman yang diduga mengangkut BBM bersubsidi jenis solar berhasil melenggang bebas menuju Kota Kotamobagu tanpa ada tindakan dari aparat penegak hukum (APH). Fakta ini menimbulkan kecurigaan adanya pembiaran dan lemahnya pengawasan di lapangan.
Ketua Umum Lembaga Swadaya Masyarakat Garda Timur Indonesia (GTI), Fikri Alkatiri, dengan tegas menyatakan bahwa situasi ini sudah sangat memprihatinkan.
> “Kolaborasi Marco dan Friendly ini jelas membentuk jaringan mafia BBM yang sudah terlalu kuat. Jika tidak segera ditindak, maka Sulut akan menjadi ladang subur bagi kejahatan ekonomi. Kami mendesak Kapolda Sulut untuk segera bertindak tegas, usut dan tangkap para pelaku tanpa pandang bulu,” ujar Alkatiri.
Lebih lanjut, Fikri juga meminta Gubernur Sulawesi Utara untuk turun tangan memberikan perhatian serius terhadap maraknya praktik penimbunan dan distribusi ilegal BBM bersubsidi ini.
> “Kami mendorong agar Pak Gubernur memberikan instruksi tegas kepada Kapolda dan seluruh Kapolres di jajaran Polda Sulut untuk tidak memberi ruang bagi mafia BBM. Penegakan hukum harus tegas dan transparan. Jangan biarkan ada permainan di balik layar,” tegasnya lagi.
Menurut GTI, tindakan tegas dari pimpinan daerah dan aparat hukum sangat dibutuhkan agar kepercayaan publik terhadap pemerintah dan penegak hukum dapat pulih.
> “Rakyat sudah muak melihat mafia BBM yang seolah kebal hukum. Saatnya aparat dan pemerintah menunjukkan ketegasan,” pungkas Fikri Alkatiri.
LSM GTI menegaskan akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas dan siap membuka data serta bukti lapangan untuk mendukung penindakan terhadap jaringan mafia BBM di Sulawesi Utara




