MAJENE, suaraindonesia1.com- Polres Majene tengah menangani kasus tragedi berdarah di Kelurahan Galung, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene yang terjadi pada Senin, 22 September 2025. Tragedi tersebut menimbulkan perhatian luas dari masyarakat. Namun, hingga kini kasus tersebut dinilai masih penuh misteri.
Polres Majene, melalui Kasi Humas, Iptu Suyuti, menyatakan bahwa kasus tersebut sudah naik tahap penyidikan. "Kalau perkembangan kasusnya, yakni sudah tahap penyidikan. Tabeq," ujar Suyuti lewat sambungan WhatsApp, Rabu (8/10/2025).
Ia menambahkan bahwa sudah ada penetapan tersangka dan sudah dilakukan penahanan. "Tersangka sudah ditahan," timpalnya.
Ketika ditanya soal kapan dilakukan konferensi pers, Suyuti mengaku akan melakukan koordinasi dengan Kapolres Majene dan Kasat Reskrim Polres Majene. "Saya kordinasi dulu dengan pimpinan dan Sat Reskrim Polres Majene," imbuhnya.
Masih dengan komunikasi via WhatsApp, Kasi Humas Polres Majene, Iptu Suyuti, masih belum menanggapi terkait berapa jumlah tersangka yang telah ditetapkan serta sikap Polres Majene terhadap anggotanya yang diduga ikut terlibat.
Tragedi berdarah yang menjadi perhatian publik ini, menimbulkan pertanyaan besar di tengah masyarakat. Proses yang berjalan di Polres Majene dinilai tidak transparan. Kuat dugaan diakibatkan karena ada anggota kepolisian yang terlibat dalam tragedi tersebut. Hal ini diutarakan oleh salah satu akun pengguna facebook, Al Ayub.
Dalam unggahan sosial medianya, Al Ayub meminta kejelasan terhadap perkembangan kasus tersebut. Bahkan ia menilai ada kesan pihak kepolisian tidak berlaku adil, karena diduga kuat pelakunya dari oknum Polri. Menurutnya jika pelakunya masyarakat biasa tentu prosesnya akan lebih cepat dan terbuka.
"kenapa kasus pembrc0k4n yg di galung beberapa hari yang lalu di tutupi.. dan pelakunya jga tdk ditahan, apa karna pelakunya seorang oknum polisi? pdahal klw masyarakat biasa itu pasti sudah di tahan🤔 ada apa dengan keadilan ini?" cuitnya melalui akun sosial media facebook.
Netizen lain ikut memberikan komentar melalui kolom komentar. Akun facebook, Jumri Habu Kabbani, dalam komentarnya menilai bahwa cuitan Al Ayub cukup berani dan ikut mengingatkan untuk berhati-hati sembari mengakhiri komentar dengan pesan bercanda.
"Awase.. pasang status hehe, nakini' matao manini petugas (nalirik). Semua di mata hukum sama..yg salah di hukum tergantung gmn kronologi dan saksi2. Kita serahkan sama hukum. Yg jadi masalah mau ka tanya aplikasi apa kita pake edit ada ular dan gajah digendong🤣😀🫢," tulis Jumri dalam kolom komentar.
Selain itu akun facebook, Ainun Fitrach, yang mengaku saudara korban turut memberikan komentarnya. Ia meragukan proses hukum yang sementara bergulir di Polres Majene, bahkan ia memiliki penilaian yang sama dengan isi cuitan bahwa ada kesan tertutup dan tidak adil.
"Polisiii sudah disel kataxxx tapi kayak ditutupi dan tersangka yg lain blum ada yg ditangkap dari sekian bnyak orang yg mlihat dia dibunuh tdak satu atau dua orang tdak ada yg mau jadi saksi karena sekampungx pelaku dan takut kejadian yg SM mnimpah yg memberikan kesaksian,ditau ji siapa orangxxx tapi mereka takut dibunuh," paparnya melalui kolom komentar.
Terakhir, akun facebook lainnya, Asni Asni, mencoba mempertegas siapa pelaku melalui komentarnya. "Polisi kah pelakux Bun..??" dan dijawab tegas oleh pemilik cuitan bahwa benar pelakunya ada dari pihak kepolisian. "Iyah bun," pungkasnya tegas.
Reporter: Jhul Ohi



