Talenta,Paul si Musisi Tuna Netra Menggebrak Fakultas Hukum Angkatan 90 Unsrat Manado






Keterbatasan fisik bukanlah penghalang bagi setiap manusia untuk berkarya.
Seperti yang dialami Paul Owui asal desa Koha,dia tidak bisa melihat layaknya tuna netra pada umumnya,bola matanya putih saja tanpa pupil.

Namun keterbasan yang ada bukanlah menjadi penghalang bagi dia ."Saya tidak bisa melihat sejak lahir" ujarnya dengan mimik wajah penuh antusias.

Usianya sekarang  baru menginjak 14 tahun,namun kepiawaiannya melantunkan nada-nada dari piano elektrik atau istilah didaerah setempat "musik keyboard" tidak diragukan.

Semua genre musik mampu dia bawakan,terbukti dengan tenang mengangguk dia menerima semua request permintaan dari para tamu untuk diiringi nyanyian mereka .

Kali ini tamu yang diiringi olehnya dalam rangka Reuni Akbar Fakultas Hukum Unsrat Manado angkatan 90 yang diadakan di Bukit Doa Mahawu,Jumat(12/05/2017)

"Paul sudah terbiasa dengan situasi seperti ini,bahkan beberapa hotel di kota manado pernah mengundangnya untuk tampil"ujar Lesly Pantouw warga Kelurahan pineleng2 Sulut,yang kini menjadi orangtua angkatnya .

"Saya mendidiknya sudah sejak empat(4)tahun lalu hingga dia bisa mahir bermain musik dengan keyboard,namun sayangnya Paul sudah tidak bersekolah lagi karena keterbatasan ekenomi orangtuanya yang sehari-harinya sebagai petani".

Diakhir sesi acara Reuni Akbar Fakultas Hukum Angkatan 90 Unsrat Manado,Paul ditanya tentang cita-citanya,ia berujar bahwa ingin jadi anak yang berguna untuk nusa dan bangsa,terus berkarya lewat musik hingga terkenal seantero dunia.

"Semoga saja Paul menjadi inspirasi bagi teman-temannya yang lain dalam berkreasi tanpa harus terpatron oleh situasi yang membatasi".




(Tzr)