KLINIK TERAPUNG DORONG INOVASI LAYANAN KESEHATAN DI MIMIKA

Peningkatan akses layanan kesehatan di area pesisir barat dan timur Kabupaten Mimika, Provinsi Papua
, merupakan salah satu bentuk inovasi yang terungkap dalam acara diskusi Forum & Expo Inovasi Indonesia (FEII) 2017. Layanan klinik terapung ini, merupakan hasil kemitraan Pemerintah Daerah (Pemda) Papua dengan PT Freeport Indonesia.
Dewan pembina Yayasan Inovasi Pemerintah Daerah yang merupakan salah satu penyelenggara FEII 2017, Erna Witoelar, mengatakan, kemitraan Pemda dan mitra kerjanya di daerah memiliki peran penting sebagai pembuat kebijakan dan memimpin pelaksanaan SDGs (Sustainable Development Goals) serta praktik-praktik inovatif di tingkat lokal.
"FEII 2017 merupakan acara yang diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi yang dapat mendorong meluasnya praktik inovatif di daerah," ujar Erna, di Jakarta, Kamis (20/7).
Kegiatan FEII 2017, lanjut dia, membawa pesan untuk mengentaskan kemiskinan secara tuntas. "Bisa dikatakan, program lanjutan dari MDG's yang masih menyisakan pekerjaan," kata Erna.
Mantan Menteri Pemukiman dan Pengembangan Wilayah ini mengatakan, SDG's juga bertujuan menyelesaikan masalah dampak sosial ekonomi yang timbul dari pembangunan. Salah satu ciri dari program tersebut adalah keterpaduan.
"Dulu dalam program MDG's yang disasar untuk melakukannya adalah pemerintah. Kini semua pihak akan dilibatkan dalam pembangunan berkelanjutan," ujar dia.
Mantan Duta Besar Khusus PBB untuk MDGs Asia Pasifik ini mengapresiasi perusahaan-perusahaan seperti Freeport yang menyasar sektor kesehatan dengan memberikan langsung kepada masyarakat Papua dengan bekerjasama bermitra dengan dinas kesehatan (Dinkes) setempat.
Sementara itu, manager corporate communication PT Freeport Indonesia, Kerry Yarangga, memaparkan, salah satu bentuk dukungan mereka di sektor kesehatan adalah inovasi pelayanan klinik terapung, yang memberikan frekuensi layanan terjadwal dan akses layanan kesehatan dasar yang lengkap termasuk untuk bedah minor.
"Kami juga bermitra dengan pemerintah daerah dalam mendukung mobilisasi transportasi udara bagi pasien darurat medis," kata Kerry.
Klinik terapung itu berupa kapal berukuran 17 meter x 5 meter, dengan kapasitas 13 penumpang. "Kapal ini juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti 3 ruang tidur, ruang pemeriksaan, ruang observasi atau trauma, area laboratorium mini, dan ruang obat," jelasnya.
Kerry memaparkan, alat-alat medis yang tersedia di klinik terapung mencakup alat penunjang diagnostik, seperti alat rekam jantung dan mesin pemeriksaan darah lengkap, alat medis penanganan kegawatdaruratan seperti alat resusitasi, alat pacu jantung, dan konsentrator oksigen.
"Klinik terapung ini juga dilengkapi alat medis bedah minor, serta alat medis pemeriksaan ibu hamil dan melahirkan," tambah Kerry.
Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Saiful Taqim, mengatakan, pihaknya sangat terbantu dengan kehadiran klinik terapung.
"Pemda sangat terbantu terutama dalam inovasi dukungan akses pesisir laut dan udara, karena Pemda kesulitan mengakses puskesmas-puskesmas di pegunungan. Dalam kemitraan dengan Freeport, kami dibantu dalam mengatasi keterbatasan sumber daya," tambahnya.
Adapun hal lain yang juga membanggakan, menurut Saiful, kemitraan dengan PT Freeport membuat pihaknya berhasil menurunkan secara signifikan kasus malaria di Timika sebesar 70 persen, dan memiliki klinik penanganan tuberkolasis (TB) terbaik di Papua dan diatas standar WHO.( Djoni.A )






Sumber;BeritaSatu.Com