Insiden Pembakaran Fasilitas Umum Kembali Terjadi Di Tembagapura.

Skrinews - KOPI-Timika, Pembakaran fasilitas umum kembali terjadi di kampung Waa Banti Distrik Tembagapura, Kab.
Mimika, Sabtu (24/3) mengakibatkan kerusakan yang menghanguskan  klinik/rumah sakit, kantor distrik lama, perumahan guru,
gedung sekolahan SD dan SLTP , serta alat berat buldozer milik PT. Freeport termasuk rumah kepala Suku Zima Timo Omaleng
orang tua dari Bupati Eltinus Omaleng.

Menurut  informasi dari masyarakat  Waa Banti  yang tidak mau disebut namanya demi keamanan, Selasa, mengatakan bahwa
kelompok TPN OPM mendengar informasi yang disampaikan oleh salah seorang tokoh orang asli Papua (OAP) dari Timika  tentang 
rencana rapat negosiasi terkait himbauan Pemerintah Daerah untuk meletakkan senjata.

Dalam rencana rapat negosiasi tersebut  akan dilakukan pemanggilan terhadap kelompok Kali Kopi oleh dua kelompok TPN/OPM
lainnya yakni kelompok Kali Kabur dan kelompok Ilaga agar duduk bersama dan membicarakan himbauan Pemerintah kepada seluruh
TPN/OPM disekitar Tembagapura supaya meletakkan senjata.

“Namun dalam kesempatan rapat tertutup yang dilakukan oleh ketiga pok TPN/OPM tersebut, kelompok Kali Kopi bersikeras tidak
mau bernegosiasi apapun atas himbauan Pemerintah Daerah supaya meletakkan senjata bahkan mereka menyatakan akan terus
berperang sampai merdeka,”katanya.

Lebih lanjut dikatakan bahwa TPN OPM Kali Kopi menolak himbauan Pemda untuk meletakkan senjata dan meninggalkan Banti, juga
menolak kompensasi apapun dari Pemerintah selain opsi merdeka dan kemudian melakukan pembakaran fasum di Banti sbg bentuk
penolakan atas segala macam lambang NKRI dan penolakan terhadap keberadaan PT Freeport.

“Selain menolak himbauan Pemda kelompok TPN OPM Kali Kopi juga mendatangi Pendeta Hengki Magal yang ikut dalam pertemuan
dengan Pemda dan Aparat Keamanan di Timika terkait pembahasan tentang penyelesaian konflik di Tembagapura,”katanya.
TPN OPM Kali Kopi menyampaikan kepada Pendeta Hengki Magal bahwa dirinya tidak akan dibunuh, namun akan disiksa agar
menderita karena Pendeta Hengki Magal dianggap sudah menjadi bagian dari NKRI dan bertentangan dengan tujuan perjuangan TPN
OPM Kali Kopi yaitu Papua merdeka.

“Insiden pembakaran rumah orangtua Bupati Eltinus Omaleng, bertujuan untuk menunjukkan bahwa TPN OPM Kali Kopi tidak
mengakui kepemimpinan Bupati Eltinus Omaleng serta menyatakan diri bahwa kelompok tersebut bukan warga dan menolak
NKRI,”kata warga yang tidak mau disebut namanya dengan alasan keamanan.

Sampai saat ini wilayah Waa Banti dan sekitarnya masih dikuasai kelompok TPN/OPM Kali Kabur sedangkan warga masih melakukan
aktifitas rutin seperti biasa, namun saat ini warga terus mendapatkan pengawasan sehingga merasa sangat tertekan dibawah
ancaman kelompok TPN/OPM.

“Bahkan kelompok TPN OPM Kali Kopi saat ini sudah membuat pos tinjau disekitar Kampung Longsoran, Kampung Opitawak dan
Kampung Katabra mereka mendirikan pos jaga untuk mengawasi warga yang keluar masuk Desa Waa Banti. (wawan)