BREAKING NEWS
latest
header-ad

468x60

header-ad

Pernyataan Sikap Momen Hari Bumi,22 April 2019 “Selamatkan Bumi Kita Dari Penjahat Lingkungan”

Skrinews.com
Bumi adalah tempat tinggal kita,dimana semua makhluk hidup saling bergantung satu sama lain.Bumi saat ini mengalami berbagai macam masalah,karena manusia hanya melihat bumi dan isinya sebagai komoditas yang memberikan manfaat saja,bumi hanya sesuatu yang bisa dieksploitasi sesuka hati, tanpa mau tahu bahwa bumi punya keterbatasan, situasi ini diperparah dengan Pemerintah kita yang  masih menjadikan usaha ekstraktif seperti tambang dan sawit sebagai “TOP Investasi”walaupun menyadari daya rusak luar biasa dari ke-2 usaha tersebut.


Di daerah kita,Sulawesi utara masih melihat penggusuran warga seperti dikampung BoBo kecamatan Tuminting,di desa kuil minahasa utara untuk pembangunan waduk terjadi penghancuran situs budaya yang mengesampingkan tradisi masyarakat local,reklamasi yang tak berkesudahan sedikit demi sedikit sedang berlangsung disepanjang pantai manado.,kita masih dipertontonkan dengan maraknya penebangan liar, perdagangan satwa yang tak henti-hentinya,bahkan privatisasi SDA seperti air yang merajalela,dimana seharusnya air itu dinikmati secara gratis oleh semua makhluk hidup sebagai karunia tuhan, tapi yang terjadi saat ini air diprivatisasi untuk keuntungan pemilik modal.
Bahkan, Sulawesi Utara menjadikan wisata sebagai “Jualan” tapi tidak berwawasan lingkungan.”Jualan” itupun bertolak belakang dengan masih banyaknya izin pengrusakan lingkungan seperti Pertambangan skala besar,dari data Dinas ESDM  tercatat 46 izin usaha produksi dan 6 kontrak karya tambang,daerah bolaang mongondow sepertinya menjadi lahan yang strategis untuk lahirnya  HGU sawit,selain membawa ancaman kerusakan lingkungan tambang dan sawit akan membuat hilangnya kesejahteraan ratusan ribu masyarakat sekitar usaha-usaha itu. Persoalan sampah juga tidak kalah memprihatinkan ketika ibukota sulut mendapat predikat kota terkotor se-indonesia ditahun 2019 ,Tata kota yang Carut marut membuat banjir menjadi langganan setiap hujan datang,Dari situasi itu maka kami lembaga dan komunitas yang tergabung dalam Solidaritas Untuk Bumi,pada momen hari Bumi, menuntut Pemerintah untuk:
1) Hentikan pemberian izin korporasi tambang,
2) Hentikan pemberian izin Perkebunan sawit
3) Hentikan Reklamasi
4) Hentikan Penggusuran
5) Hentikan pengrusakan situs Budaya atas nama pembangunan.
6) Tindak tegas Pelaku Penebangan Hutan dan Eksploitasi serta perdagangan satwa
7) Hentikan Privatisasi Sumber Daya Alam
“ Waktu Binatang Terakhir So Mati, Mata Aer Terakhir So Kering Deng Pohong Terakhir Torang So Potong, Baru Torang Sadar Kalo Torang Nimbole Makang Doi ”

( KMPA Tunas Hijau, LBH Manado, Mapala Bumi, PPS Tasik Koki, Pendidikan Konservasi Tangkoko, SPAMU, Makatan Minahasa,Pinaesaan Ne Tounsea,Waraney Wuaya,Anak Muda Klabat  )

A Gusti Arsyad

« PREV
NEXT »