TANGERANG–Sebanyak 23 siswa dari 29 orang yang diwisuda tahun ini diantaranya adalah Octavianus Lede Talu (21) yang biasa di sapa Odhy, adalah salah satu putra SBD, NTT yang berhasil menjadi pilot dari Aero Flyer Institute. Odhy dilantik menjadi pilot bersama siswa penerbangan Angkatan XXVIII di Kampus Aero Flyer Institute, Bengkulu, Sabtu (04/05/2019).
Putra semata wayang dari Yunita Wowor itu berpofesi sebagai pengusaha sukses di kancah nasional. Tapi semua itu tanpa menyurutkan niat Odhy untuk berusaha menjadi pilot. Dan semua itu dibuktikan, setelah dia resmi dilantik menjadi pilot muda di Aero Flyer Institute. Odhy sekolah penerbang dengan biaya dari ibundanya seorang diri.
Setelah melalui proses seleksi yang panjang dan berat, akhirnya Odhy berhasil diterima menjadi siswa penerbangan di Aero Flyer Institu. Setelah seleksi awal, yang lolos masuk test di Aero Flyer Institute hanya orang. Itupun yang masuk jurusan penerbangan hanya 28 orang, termasuk saya, kata Odhy kepada media di Novotel Hotel, Tangerang, hari ini.
Masuk jurusan penerbang, menurut dia memang asyik walau agak menegangkan. Mulai seleksi awal sampai test kesehatan lanjutan dan test bakat terbang semua harus dijalani dengan baik dan benar. Kedua jenis test itulah yang sering dianggap sebagai momok bagi calon penerbang di Tanah Air.
Pengalaman saat test bakat terbang, cukup berat juga. Setelah masuk simulator, kita mendapatkan briefing singkat. Selanjutnya diminta terbang dan saat itulah diperintahkan pesawat berputar 360 derajat atau berbaik arah, cerita Odhy.
Awalnya memang sempat grogi, mengingat semua itu adalah pengalaman pertama. Namun, dengan bekal keyakinan serta instruksi dan bimbingan yang baik, semua bisa dijalankan dengan baik. Singkat cerita, saya lulus test bakat terbang dan akhirnya masuk menjadi siswa penerbangan di STPI, jelas alumnis SMA St. Maria Monika Jakarta.
Awal-awal masuk Aero Flyer Institute, menurut dia, semua siswa penerbangan harus mengikuti masa dasar pembentukan karakter atau dulu disebut masa dasar pembentukan sikap dan mental (madabintal). Kehidupan siswa di asrama juga diawasi ketat selama 24 jam. Mulai bangun tidur, belajar di kampus, istirahat sore, makan malam dan belajar diawasi oleh dosen dan instruktur di kampus.
Namun semua itu dimaksudkan untuk membentuk sikap dan mental siswa sebagai calon penerbang. Menjadi penerbangan, harus mengatur pola hidup, makan dan pergaulannya. “Saat menjadi penerbangan nanti, minimal enam bulan sekali harus check kesehatan. Jika sampai ada indikasi tidak sehat, maka tidak boleh terbang. Kondisi kesehatan tetap prima itulah yang harus tetap dijaga dan dipertahankan oleh seorang pilot, sebut Odhy.
Dengat tekat dan semangat juang demi mengankat nama baik keluarga khususnya ibunda tercinta yang selama ini membiyainya.
Dimana tanggung jawab seorang Ayah??, jangan mengaku setelah anakmu berhasil!!!.jangan sembunyi dibalik perbuatan Ayah,Rintihan dari anakmu.Tetapi kami akan mencarinya sesuai perbuatanmu yang tidak bertanggung jawab.
Jika tuhan berkehendak suatu saat nanti saya juga akan membangun daerah kelahiran saya yaitu sumba barat daya
Liputan"YF/MS