‘Pengalaman dan Inspirasi’ KISAH SEORANG MUSYAFIR



Sumba Barat daya, SuaraIndonesia1, Tepat pukul 17:00 WITA Grup What'stapp di Banjirii Rilisan WhatsApp  Oleh  Drs.Hugo R. kalembu,M.Si.

Aku seorang musyafir. Aku sedang berkelana mencari permata yang tiada tara nilainya. 

Sayangnya, aku tak tahu bentuk dan dimana tempatnya. Lalu perjalanan kumulai.

Seluruh negeri di kolong langit ini telah kujelajahi, dari timur ke barat, juga dari utara ke selatan. Derunya angin, teriknya matahari, kerasnya goncangan gelombang laut, dinginnya kutub bumi, buasnya padang belantara dan hutan rimba, ngerinya pekat malam telah  kulalui. Aku tak gentar karenanya. Sebaliknya, aku juga telah mengalami semilirnya angin seiring hangatnya sinar mentari pagi, merasakan sejuknya udara dibawah rindang pohon diterik matahari; nyamannya oase di tengah gurun tandus serta merdunya nyanyian burung di pagi hari. Bila kutengadah ke langit di siang hari, hatiku tenang menyaksikan birunya langit di sela awan gemawan: putih, hitam dan kelabu. Ketika hari diambang sore,  kusaksikan betapa indahnya formasi burung laut migrasi menuju  daratan penuh harapan. Di malam hari, betapa indahnya bintang gemintang menggantung di cakrawala mengitari rembulan yang tersenyum dibalik awan.


Ketika mata kupejam sejenak, ingin rasanya, kubawa mimpi. Tapi hanya mimpi. Nyatanya semuanya berubah. Silih berganti.


Setelah lelah berkelana, aku bertanya di dalam hati. Adakah sesuatu yang abadi? Sehingga bisa kugenggam dibawa mati? Tak seorangpun yang bisa  menjawabnya secara memuaskan. Ketika hatiku lagi galau seperti itu, lalu mataku tertuju pada kalimat ini: "langit dan bumi akan lenyap, tapi perkataanku tak akan lenyap sebelum digenapi". 


Aku terkesiap, siapakah Guru Agung itu? Ternyata namanya: Yesus Kristus. Lalu kucari Dia dan ku-ikuti Dia dengan penuh penasaran. Apakah benar kata-katanya?

Suatu hari sang Guru Agung itu hendak mengadakan perjamuan paskah dengan murid- murid-Nya di Yerusalem. Kuikuti Dia dari jauh. Memasuki ambang Yerusalem, terdengar gegap gempita ribuan orang mengelu-elukan Dia yang berjalan mengendarai seekor keledai betina. Massa rakyat membentangkan dedaunan sepanjang jalan dengan pekikan: Hosana Putera Daud. Dalam hati aku berpikir: apa-apaan ini? Tak ada panitia persiapan. Tak ada undangan yang dikeluarkan. Daya tarik apa yang menjadikan keadaan demikian? Aku bermenung, bergumul dalam hati. Daya Ilahi dalam diri Sang Guru Ilahi ini yang memungkinkan semuanya terjadi. 'Satu point kutanam dalam hatiku'.

Sesudah itu kuikuti Guru Agung ini dalam perjamuan paskah dengan para murid-Nya. Dari sudut ruangan, tak berkedip mataku mengamati apa yang dilakukan Guru Agung tadi. Astaga... Dia membasuh kaki para murid-Nya. Guru Agung ini telah menjungkirbalikkan kebiasaan dan tradisi orang Yahudi. Para hambalah yang seharusnya membasuh kaki tuannya. Tapi Guru Agung ini melakukan sebaliknya. Ajaran baru dia berikan, "jika Aku, yang adalah guru dan Tuhanmu,  membasuh kakimu, hendaknya kamu saling membasuh kaki". 

Kupejamkan mataku lagi. Kurasakan sejuknya kata- kata itu memenuhi relung hatiku. Kerendahan hati, semangat persaudaraan, saling menolong dan saling mencintai akan membentuk kerajaan damai di bumi ini. Damai dan tenteram dalam arti sebenarnya. Hatiku berkobar- kobar. Ini yang kucari selama ini. Ataukah ada yang  lain?  Aku bimbang.   

Malam itu, aku terus mengikuti dari jauh perjalanan sang Guru Agung bersama para murid-Nya. Dia menyeberangi sungai Kidron. Dia menuju sebuah taman yang rindang. Dia khusuk berdoa. Para murid terlelap tidur. Tengah malam terjadi kegegeran. Sepasukan prajurit bersama banyak orang memasuki Getzemani. Mereka hendak  mencari Guru Agung tadi. Aku was -was menyaksikan apa yang terjadi. Untuk kedua kalinya aku menyaksikan 'dunia' terbalik. Guru Agung tadi dengan penuh wibawa menyerahkan dirinya untuk dibawa, tanpa tahu apa sebabnya dan kemana hendak dibawa. Ketika murka seorang murid-Nya meluap dan memarang telinga seorang diantara rombongan penangkap,  Guru Agung tadi memerintahkannya agar menyarungkan pedangnya dan telinga yang terputus dipulihkanya kembali.


Ah... Guru Agung  ini konsisten menjalankan ajaran cinta kasih yang baru  saja ditunjukkan-Nya sewaktu perjamuan tadi.


Guru Agung dibawa untuk diadili. Aku terus mengikuti perjalanan-Nya. Dengan mata kepala sendiri, aku menyaksikan proses pengadilan dan penyiksaan tiada  tara yang dialami-Nya tanpa mengeluh, tanpa kebencian, apa lagi balas dendam. Dalam perjalanan menuju tempat penyaliban, aku terus menyaksikan penderitaan tiada tara yang dialami-Nya. Kali ini, aku bukan saja tertegun tapi meneteskan air mata. Bukannya Dia memikirkan penderitaan dan nasib-Nya sendiri, tetapi malah menghibur dan menasihati para ibu Yerusalem yang menangisi-Nya. Dia juga memberi hadiah gambar wajah-Nya kepada Verorika yang menyeka darah yang membasahi wajah-Nya. Dia juga memberi amanat kepada bunda-Nya dan murid kesayangan-Nya, serta menjanjikan firdaus kepada penjahat yang bertobat disebelah kanan-Nya. Dia melupakan diri-Nya. Dia hanya memikirkan manusia dan dunia yang mau diselamatkan-Nya.


Ini pengorbanan totalitas, pikirku. Hanya seorang Guru Agung yang memiliki kekuatan Ilahi yang mampu menanggung semua derita salib. Dia pasti Putera Allah yang menjelma, batinku dalam hati.


Dan sesudah itu, hendak kulanjutkan perjalananku, tatkala aku dikejutkan oleh kehebohan berita, bahwa makam telah kosong. Kain kafan terlipat rapih. Beritanya, Guru Agung tadi telah hidup kembali. Dia telah  menemui para murid-Nya, baik dalam ruangan tertutup maupun dalam perjalanan ke Emaus. Di tengah heboh kebangkitan Sang Guru Agung tadi,  aku sudah sadar dan yakin terlebih dahulu, bahwa itu  sudah diberitahukan-Nya kepada para murid-Nya: ' Langit dan bumi akan berlalu, tapi kata- kataku tak kan berlalu sebelum digenapi'. 


Hatiku gembira. Apa yang kucari selama ini telah kutemukan. Aku kembali ke negeriku dengan hati yang damai. Dan kabar sukacita itu kusebarkan keseluruh  ujung bumi, turun temurun...


Kebangkitan Kristus adalah puncak kemenangan manusia atas dosa dan titik awal perjalanan kembali menuju Bapa Surgawi, mengikuti tapak kaki Kristus.

Selamat Hari Paskah 2024

Hugo Kalembu ‘Pengalaman dan Inspirasi’