Sumut - Suaraindonesia1, Kejadian Luar Biasa (KLB) dalam pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi anak-anak usia sekolah di beberapa daerah telah menarik perhatian serius Pemerintah Pusat, khususnya Badan Gizi Nasional (BGN). Untuk mengantisipasi dan mengatasi hal tersebut, BGN menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) bagi para Penjamah Makanan, yaitu pihak yang paling bertanggung jawab dalam pengolahan, penyajian, dan distribusi makanan kepada peserta didik.
Bimtek bagi para penjamah makanan ini dilaksanakan di Provinsi Sumatera Utara secara serentak selama dua hari, pada 21 dan 22 Juni 2025. Kegiatan ini berlangsung di tiga lokasi terpisah, yaitu di Kota Medan, Kabupaten Simalungun, dan Kabupaten Asahan.
Wahyu Widi, Direktur Wilayah I Deputi Penyediaan dan Penyaluran Badan Gizi Nasional, di sela kegiatan menjelaskan bahwa para relawan yang sehari-harinya bergelut di dapur SPPG diberikan pelatihan intensif mengenai penanganan dan penyimpanan bahan makanan untuk mencegah masakan basi.
"Beberapa waktu lalu sering terjadi KLB atau kejadian luar biasa. Salah satu tujuan dari Bimtek ini adalah bagaimana mengurangi, syukur-syukur meniadakan, adanya KLB," ujar Wahyu Widi kepada awak media saat memberikan keterangan pers pada Minggu (22/6/2025) di Hotel Santika Premiere Dyandra Hotel & Convention, Kota Medan.
Ia menambahkan, Bimtek ini sangat krusial mengingat peran vital relawan SPPG dalam menyediakan makanan bergizi gratis bagi 3.000 hingga 3.500 penerima manfaat. "Dalam penyiapan MBG ini sangat rentan sekali terkait dengan masalah masakan yang dalam satu hari tidak segera dikonsumsi akan berpotensi terjadi basi. Jadi begitu makanan sudah siap, maka delivery-nya juga sudah harus siap," terangnya.
Lebih lanjut, Wahyu Widi menjelaskan bahwa saat ini Pemerintah tengah berupaya mempercepat perluasan Program MBG sesuai instruksi Presiden. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, BGN mengembangkan tiga pola penyediaan makanan: pembangunan dapur standar oleh BGN melalui APBN, pengembangan dapur mandiri oleh individu atau kelompok, dan optimalisasi SPPG yang telah ada. Strategi ini diharapkan mampu menjangkau lebih banyak penerima manfaat dan meningkatkan kualitas gizi masyarakat Sumatera Utara.
"Sehingga harapannya, para penerima manfaat ini bisa sesegera mungkin mendapatkan pelayanan makan gizi gratis ini," tegas Wahyu Widi. Ia juga menambahkan, "Dalam waktu dekat BGN akan membangun dapur-dapur yang sudah memenuhi standar penetapan dapur-dapur sehat sebagaimana yang ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum (PU)."
Kesan positif terkait program MBG datang dari para peserta Bimtek. Rosliana, salah satu penjamah makanan dari SPPG Medan Deli, mengungkapkan, "Pelatihan ini sangat membuka wawasan saya, terutama tentang pentingnya kebersihan dan cara menyimpan bahan makanan agar tidak mudah basi. Kami jadi lebih yakin bisa menyajikan makanan yang tidak hanya enak, tapi juga aman dan sehat untuk anak-anak."
Senada dengan itu, Joni, relawan dari SPPG Raya, Simalungun, juga menyampaikan apresiasinya. "Materi tentang SOP sangat jelas dan mudah dipahami. Kami sekarang memiliki panduan yang lebih baik dalam setiap tahapan pengolahan makanan, dari mulai mencuci bahan hingga penyajian. Ini sangat membantu kami dalam menjaga kualitas program Makan Bergizi Gratis," terang Joni.
Total peserta dari tiga Lokasi pelaksanaan Bimtek di Kota Medan, Kabupaten Simalungun, dan Kabupaten Asahan mencapai kurang lebih 3000 peserta.
Kegiatan Bimtek ini mencakup berbagai materi, mulai dari sanitasi pangan, penanganan bahan makanan yang aman, teknik pengolahan yang higienis, hingga penyajian makanan yang memenuhi standar gizi. Diharapkan dengan adanya Bimtek ini, kualitas layanan pemenuhan gizi bagi peserta didik di Medan, Simalungun, dan Asahan dapat semakin meningkat.
Narasumber dalam Bimtek ini melibatkan perwakilan Akademisi, perwakilan BPOM, perwakilan Dinas Kesehatan Kota Medan, perwakilan Dinas Pendidikan, dan perwakilan PERSAGI. (Rom)