SUARAINDONESIA1.COM – Kabar viral mengenai dugaan permintaan pembayaran sebesar Rp2 juta oleh pihak Rumah Sakit Karitas kepada keluarga pasien kecelakaan tunggal akhirnya mendapat tanggapan resmi. Direktur Rumah Sakit Karitas angkat bicara dan memberikan klarifikasi menyeluruh mengenai kasus yang sempat membuat heboh di media sosial tersebut.
Dalam pernyataannya, Direktur RS Karitas Weetebula, dr. Didik Hadi Santosa menjelaskan bahwa pasien kecelakaan tunggal tersebut tiba di Instalasi Gawat Darurat (IGD) pada pukul 15.55 WIB. Tim medis langsung melakukan penanganan darurat sesuai protokol yang berlaku.
“Pasien mengalami cedera kepala berat dengan perdarahan intrakranial. Kami segera melakukan upaya stabilisasi, dan pasien direncanakan untuk dipindahkan ke ruang perawatan intensif,” ujar Direktur.
Terkait tudingan permintaan biaya administrasi sebesar Rp2 juta, Direktur Karitas dengan tegas membantah adanya pungutan tersebut.
“Tidak ada permintaan pembayaran di IGD. Berdasarkan regulasi yang berlaku, rumah sakit tidak diperkenankan meminta pembayaran apapun sebelum pasien distabilkan. Semua pasien harus mendapatkan penanganan terlebih dahulu tanpa hambatan administratif,” jelasnya.
Lebih lanjut, Direktur menegaskan bahwa Rumah Sakit Karitas telah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan dan Jasa Raharja dalam penjaminan pasien kecelakaan, termasuk yang bersifat tunggal.
Namun, pihak rumah sakit juga mengakui pentingnya pemahaman menyeluruh dari staf mengenai alur regulasi dan prosedur penjaminan.
“Kami akan terus memberikan edukasi kepada staf untuk memastikan pelayanan yang transparan dan sesuai aturan. Kami juga terbuka untuk komunikasi dengan keluarga pasien demi menghindari kesalahpahaman,” tambahnya.
Klarifikasi ini diharapkan dapat meredakan kegaduhan publik serta memberikan pemahaman yang lebih baik tentang proses penanganan pasien di Rumah Sakit Karitas.
**** EL.SUARAINDONESIA1.COM ****
