Gorontalo - Suaraindonedia1, Sudah terlalu sering rakyat dibohongi, terlalu banyak janji yang dijadikan umpan politik, dan terlalu sering kursi-kursi wakil rakyat dipenuhi oleh mereka yang hanya tahu menggenggam, tapi lupa memberi. Ketika DPRD seharusnya menjadi perpanjangan tangan rakyat, kini yang terasa justru tangan-tangan panjang yang sibuk merogoh kantong negara.
Almisbah menyampaikan berkenan Dalam vidio rekaman yang beredar mengenai anggota DPRD Provinsi Gorontalo yang berinisal (WM) Dapil Bulaemo - Pohuwato dari fraksi PDIP bersama dengan "simpanannya"
Dalam vidio tersebut terapampang jelas bahwa oknum DPRD provinsi tersebut tidak lagi mewakili rakyat dan menjalankan tugasnya untuk kepentingan rakyat
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) adalah partai besar, partai ideologis, partai yang lahir dari rahim penderitaan rakyat. Tapi semua nilai itu bisa hancur seketika jika PDIP terus memelihara kader yang tidak lagi mencerminkan semangat perjuangan.
Kursi DPRD bukan panggung pertunjukan. Itu adalah mandat suci. Ketika mandat itu disia-siakan, maka tidak ada lagi yang bisa dibanggakan dari gelar "anggota dewan". Justru jadi simbol pengkhianatan.
Simbolisasi yang sering di tempelkan kepada dprd sudah terjawab dengan narasi yang disampaikan oleh Wahyu moridu bahwa ; DPRD bukan sekadar singkatan dari "Dewan Perwakilan Rakyat Daerah" — tapi dalam praktiknya, makin sering diartikan sebagai "Dewan Perampok Rakyat Diam-diam". Ini tentu menyakitkan bagi mereka yang masih jujur, tapi lebih menyakitkan lagi bagi rakyat yang dikhianati.
Di Provinsi Gorontalo, rakyat sedang menahan amarah. Mereka kecewa, karena salah satu anggota DPRD dari PDIP justru berubah menjadi simbol dari ketidakpekaan, ketidakpedulian, dan ketidakhadiran. Di saat rakyat berjuang menghadapi kesulitan hidup, sang wakil rakyat justru tenggelam dalam kenyamanan kursinya, seolah mandat itu hanya formalitas lima tahunan.
PDIP harus segera mengambil sikap tegas. Jangan biarkan nama besar partai rusak hanya karena satu dua oknum yang lupa daratan. Jangan tunggu sampai rakyat sendiri yang menggugat. Jika memang ada kader yang tidak lagi menunjukkan kinerja, kehilangan integritas, dan mencederai amanah partai, maka pemecatan adalah jalan yang paling terhormat—bukan untuk menjatuhkan, tapi untuk menyelamatkan marwah perjuangan PDIP itu sendiri.
Kepercayaan rakyat bukan barang murah. Dan setiap detik anggota dewan yang tak becus tetap dipertahankan, adalah bentuk pengkhianatan terhadap nilai-nilai kerakyatan yang selama ini dibawa oleh PDIP.
Kami mendorong, bahkan mendesak, agar PDIP Gorontalo dan DPP di pusat tidak menutup mata. Tunjukkan bahwa partai ini bukan tempat nyaman bagi mereka yang hanya ingin menikmati kekuasaan tanpa bekerja untuk rakyat. Jangan biarkan partai dikendalikan oleh mereka yang hanya sibuk dengan pencitraan, tapi absen dalam tanggung jawab.