Sulawesi barat, suaraindonesia1.com - Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (BADKO HMI) Sulawesi Barat menegaskan pentingnya transparansi hasil Program Bebas Buta Aksara Al-Qur’an (BBAQ) yang dilaksanakan oleh Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat. Penegasan ini disampaikan melalui Syamsul Bahri selaku Kabid Pembinaan Umat.
Program yang ditujukan bagi seluruh ASN—baik PNS maupun PPPK—di lingkungan kerja Kemenag dinilai krusial untuk mengukur sejauh mana aparatur di bawah naungan Kemenag benar-benar memahami dan mampu membaca Al-Qur’an. Menurut Syamsul Bahri, kemampuan membaca Al-Qur’an bukanlah sekadar formalitas, melainkan fondasi spiritual yang harus melekat pada setiap aparatur.
“Miris bila masih ada aparatur Kemenag yang gagap membaca Al-Qur’an. Hal ini bukan hanya mencoreng citra lembaga, tapi juga menelanjangi lemahnya dasar keislaman seorang Muslim yang mestinya menjadi teladan,” tegasnya.
BADKO HMI Sulbar menilai, keterbukaan hasil pelaksanaan BBAQ merupakan ujian nyata bagi Kemenag dalam menjaga integritas dan komitmen pada nilai-nilai Islam. Publik, kata Syamsul, berhak tahu sejauh mana program ini dijalankan serius atau sekadar seremonial belaka.
“Transparansi hasil akan memperlihatkan siapa yang sungguh-sungguh mengamalkan Al-Qur’an, dan siapa yang hanya bersembunyi di balik seragam abdi negara,” ujarnya.
Lebih jauh, BADKO HMI Sulbar menekankan bahwa permintaan hasil ini bukan bentuk intervensi, melainkan stimulus keterbukaan informasi yang harusnya menjadi tradisi dalam tubuh Kemenag. Dengan dipublikasikannya hasil, aparatur diingatkan untuk lebih serius mengemban tugas, bukan hanya di atas meja birokrasi, tetapi juga dalam kehidupan beragama yang seharusnya menjadi teladan bagi masyarakat.
“Jangan sampai program BBAQ ini hanya jadi laporan di atas kertas tanpa ada dampak nyata. Publik butuh bukti, bukan sekadar janji,” pungkas Syamsul Bahri.
Reporter: Jhul Ohi