Merangin suara indonesia1.com, Bangko-Langkah tegas Bupati Merangin H M Syukur, dalam mengeksekusi pembongkaran rumah-rumah prostitusi di kawasan jalur dua Simpang Tengkorak Bangko, menuai apresiasi luas dari para tokoh agama di Kabupaten Merangin.
Eksekusi permanen pada Sabtu (20/9) itu, dinilai sebagai pengukir sejarah seorang kepala daerah, yang bersungguh-sungguh ingin mewujudkan Merangin sebagai kabupaten Santri, bebas dari penyakit masyarakat (Pekat).
‘’Alhamdulillah kita punya bupati yang jarang melakukan razia tempat hiburan malam, tapi sekali bertindak sungguh luar biasa,’’ujar H Arfandi Ibnu Hajar, salah seorang tokoh agama di Kabupaten Merangin.
H M Syukur lanjut Ketua Dewan Madjid Indonesia (DMI) Kabupaten Merangin itu, langsung mengeksekusi dan penutup secara permanen tempat hiburan malam dan tempat maksiat tersebut
‘’Saya sudah ikut dan mengalami tujuh bupati di Kabupaten Merangin yang sama-sama kita cintai ini. Tapi Pak H M Syukur ini yang paling luar biasa, baik sikap dan kebijakannya,’’terang mantan Sekda Merangin ini.
Terpisah, tokoh agama lainnya Dr H Joni Musa menjelaskan, langkah bupati itu patut mendapat apresiasi dari seluruh masyarakat Kabupaten Merangin, yang hatinya kini merasa plong setelah tepat prostitusi itu ditutup secara permanen.
‘’Dari satu periode ke periode selanjutnya kepemimpinan bupati Merangin, masyarakat dan para ulama sudah lama mengharapkan tindakan nyata dari Pemerintah untuk memberantas praktik maksiat di Merangin ini,” ujar Dr H Joni Musa.
Para tokoh agama menilai sikap tegas Bupati H M Syukur itu, merupakan bentuk keberpihakan pada aspirasi masyarakat dan upaya nyata dalam menjaga marwah Kabupaten Merangin sebagai daerah yang religius dan kabupaten Santri.
"Kami mendukung penuh tindakan ini. Jangan beri ruang untuk kemaksiatan di Bumi Tali Undang Tambang Teliti. Ini bukan hanya soal hukum, tapi juga tanggung jawab moral kita bersama,’’ujar Ketua MUI Merangin ini.
Selain tokoh agama, para pimpinan Pondok Pestren di Merangin menyambut positif langkah tersebut. Mereka berharap tidak hanya penutupan, tetapi juga pengawasan ketat agar aktivitas serupa tidak muncul kembali dengan modus berbeda.
Menanggapi apresiasi tersebut, Bupati H M Syukur menegaskan bahwa Pemkab Merangin tidak akan mentolerir segala macam bentuk penyakit masyarakat yang muncul di bumi Merangin.
“Sebagai bupati, saya berkomitmen menjaga nilai-nilai keagamaan dan norma sosial di Kabupaten Merangin. Ini bukan akhir, tapi langkah awal menuju Merangin Baru yang lebih bermartabat,’’ujar Bupati.
Penulis (nasri).