BREAKING NEWS
latest
header-ad

468x60

header-ad

"BERBAHAGIALAH"



 Suarindonesia 1 KEBAHAGIAAN sejati adalah sebuah kondisi mendalam yang berasal dari relasi dengan Tuhan dengan hidup selaras sesuai kehendak-Nya. Hal ini dicapai melalui KETAATAN, IMAN, HARAPAN, KASIH, dan mengucap SYUKUR, walau dalam keadaan sulit. Sumber kebahagiaan utamanya adalah Tuhan sendiri, bukan kepemilikan harta dunia yang melekat pada manusia.


Perikop Injil hari ini (Lukas 11:27-28) mau menceriterakan kepada kita tentang seorang yang memuji ibu Yesus, Maria karena telah melahirkan Yesus. Namun, Yesus kemudian mengoreksinya, bahwa kebahagiaan sejati bukan hanya dimiliki oleh orang tua yang melahirkan-Nya, melainkan lebih besar dari itu adalah mereka yang mendengarkan sabda-Nya, memeliharanya dalam kehidupan sehari-hari. *"Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau." (ay. 27).* Namun, kebahagiaan sejati bagi Yesus tidak bergantung pada hubungan darah daging seperti itu, melainkan dalam mendengarkan dan menjalankan sabda Allah. Oleh sebab itu, *"Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya." (ay. 28).* Dengan begitu, orang beriman menemukan landasan kokoh untuk berelasi pribadi dengan Allah.


Dalam konteks itulah, Bunda Maria mendapat pujian. Ibu tak hanya terkenal karena menjadi ibu Yesus, tetapi karena mengandung dan melahirkan firman Allah. Firman itu telah dikandung dalam hati dan dinyatakan dalam perjuangan hidup sepenuhnya. Sejak semula ia telah mengamini kehendak Allah yang disampaikan oleh Malaikat Gabriel. *"Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." (Luk 1:38).* Apakah firman itu mengolah dan menyuburkan hidup beriman kita sebagai murid-murid Yesus?


Yesus pasti tidak mau meremehkan hubungan darah dalam kehidupan. Dengan pernyataan itu, Yesus mau menunjukkan landasan bersama kebahagiaan sejati. Mendengarkan firman Allah dan memeliharanya dalam hidup merupakan landasan kualitas itu. Kita tahu, bahwa hubungan darah daging pun jika kehilangan landasan kokoh bisa terganggu juga. 


*Lalu, bagaimana dengan kita?*

*Dalam relasi dengan sesama, kita perlu mengambil langkah untuk melindungi dan terpeliharanya Sabda Allah di dalam hati kita. Ada banyak tantangan dan godaan untuk menghindari Sabda itu. Tantangan itu dapat muncul, ketika kita sibuuuk dengan rutinitas kerja kita, sehingga tak ada lagi waktu sedikit pun untuk membaca, merenungkan dan mendalami Sabda Allah. Bahkan aktivitas rohani yang getol dilakukan bisa menjauhkan kita dari pendalaman Sabda Allah. Dengan begitu, setiap orang beriman perlu memperhatikan aspek pengayaan spiritual. Ingatlah !!! Yang berbahagia adalah mereka yang mendengarkan Sabda Allah dan menghayatinya.*


*GOD bless you.*🙏


*Happy WEEKEND*


*@Dami Tiala*

Umat Lingk. Ratu Kenyo

*Gereja Paroki Santo Petrus & Paulus BABADAN Wedomartani, Sleman - DIY.*

« PREV
NEXT »