SUARAINDONESIA1.COM---Jalan Usaha Tani yang menghubungkan Kelurahan Langga Lero hingga Keretana, Kelurahan Wee Tobula, Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, kembali menjadi sorotan publik setelah beberapa media melaporkannya berulang kali.
Proyek ini menuai kritik karena dikerjakan tanpa papan informasi proyek, penggunaan material yang tidak sesuai harapan masyarakat, dan kurang meratanya pengerjaan serta pihak Supplier mementingkan keuntungan dari pada Mutu dan Kualitas pekerjaan.
Masalah yang Ditemukan berdasarkan hasil tinjauan ketua Komisi 2 DPRD-SBD Fraksi Golkar,Heri Pemu Dadi saat di hungi media SuaraIndonesia1.Com tertanggal 13 Oktober 2025, Pemu Dadi kepada media ini menyampaikan kalau Proyek dikerjakan tanpa adanya papan informasi yang seharusnya memberikan transparansi kepada publik. Serta membenarkan Masyarakat mengeluhkan material yang digunakan tidak sesuai harapan. Dan Beberapa unit deker belum ditimbun yang membuat masyarakat harus menggunakan jalan tikus untuk beraktivitas, beber Pemu Dadi.
Lebih lanjut di sampaikan bahwa Dua unit deker di keretana walau melihat gaambat dalam pemberitaan media, diduga rawan rusak jika hujan beruntun karena kurangnya saluran air yang memadai, dan seperti di Loko Kaki Seharusnya ada pasangan di Loko Kaki untuk memperkuat struktur, pungkasnya.
Heri Pemu Dadi menegaskan sebagai ketua Komisi 2 DPRD-SBD Komisi 2 Fraksi Golkar Sumba Barat Daya, menyatakan ada beberapa temuan saat peninjauan pada 9 Oktober 2025. Tentunya Komisi 2 akan mengecek Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan menindaklanjuti segmen di Keretana sesuai pemberitaan media, Serta akan memanggil pihak suplayar dan lurah untuk klarifikasi persoalan tersebut dan mengambil langkah sesuai temuan yakni kemungkinan sanksi bagi pihak terkait jika ditemukan ketidakberesan.
Dan sebagai Komisi 2 DPRD Sumba Barat Daya, menegaskan komitmennya untuk mengawal proyek pembangunan agar sesuai standar dan anggaran yang digunakan demi kepentingan masyarakat, tutupnya.
**** SUARAINDONESIA1.COM ****



