LIMBOTO, SuaraIndonesia1.com - Sekitar 30 mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Fakultas Hukum Kabupaten Gorontalo menggelar aksi unjuk rasa di Tugu Adipura Limboto, Selasa (28/10/2025), sekitar pukul 16.30 Wita.
Aksi tersebut dipimpin oleh korlap Riki Daud dan diikuti oleh beberapa orator, di antaranya Andre Katili, Wahyu Badaru, dan Sergio. Massa membawa megaphone, spanduk, serta ban bekas sebagai simbol protes.
Sebelum menuju lokasi aksi, massa terlebih dahulu berkumpul di Kampus Universitas Gorontalo pada pukul 15.20 Wita, kemudian bergerak bersama menuju Tugu Adipura sekitar pukul 15.30 Wita.
Setibanya di lokasi pada pukul 16.20 Wita, para mahasiswa langsung menyampaikan aspirasi mereka melalui orasi yang menyoroti sejumlah kebijakan pemerintah yang dinilai tidak berpihak kepada masyarakat kecil.
Dalam aksinya, mereka menyuarakan tujuh tuntutan utama, antara lain evaluasi kinerja Presiden dan Wakil Presiden, transparansi uang hasil korupsi, serta pengesahan RUU Perampasan Aset secara segera.
Selain itu, mahasiswa juga menyoroti program Makan Bergizi Gratis yang dianggap tidak tepat sasaran dan bahkan menimbulkan masalah kesehatan seperti keracunan di beberapa daerah.
"Program MBG diklaim mencerdaskan bangsa, tapi faktanya justru menimbulkan korban. Ini bukti kebijakan tidak berpihak kepada rakyat,” ujar salah satu orator di hadapan peserta aksi.
Mereka juga menuntut agar pemerintah memberikan jaminan kerja dan kesehatan bagi pekerja di seluruh Indonesia serta membebaskan 900 massa aksi yang ditangkap pada Agustus hingga September lalu.
Para mahasiswa turut mengkritik janji pemerintah yang belum terealisasi, termasuk janji menciptakan 19 juta lapangan pekerjaan dan penyelesaian kasus pelanggaran HAM yang hingga kini belum tuntas.
Aksi unjuk rasa yang diinisiasi Liga Mahasiswa Indonesia Daerah (LMID) Gorontalo itu berakhir pukul 18.00 Wita dan berlangsung aman serta tertib hingga massa membubarkan diri dengan damai.


