BREAKING NEWS
latest
header-ad

468x60

header-ad

PPMI SULTENG Gorontalo: Layak Dihidupkan Kembali atau Dibubarkan Saja? "Momentum MUBES PPMI SULTENG 2025 sebagai Titik Balik atau Titik Hancur?"



GORONTALO, suaraindonesia1.com — Organisasi hanyalah nama tanpa nyawa jika ia tidak dijalankan dengan semangat dan tanggung jawab. Dan hari ini, kita semua menyaksikan — bahkan mungkin menjadi bagian — dari kematian perlahan-lahan Persatuan Pelajar Mahasiswa Indonesia Sulawesi Tengah (PPMI SULTENG) Prov. Gorontalo. Satu pertanyaan mendesak menggantung di udara: apakah PPMI Sulteng-Gorontalo masih layak dihidupkan, atau lebih baik dibubarkan saja?


Mubes PPMI Sulteng Di Tahun 2025 ini bukan sekadar ajang seremonial 2 tahunan. Ini adalah titik Akumulasi dari krisis panjang yang tidak pernah ditangani secara serius. Organisasi ini telah lama mati suri. Tidak ada gerakan nyata, tidak ada Persatuan terhadap mahasiswa Se-Sulteng Di Gorontalo Yang dapat Di Bangun secara Efektif dan Kolektif, bahkan tidak ada konsolidasi internal yang sehat. PPMI Sulteng hari ini lebih mirip bangkai kapal di tengah laut: besar tapi tak bergerak, ada tapi tak berdaya.


Lebih ironis lagi, kemandekan ini tidak terjadi begitu saja. Ia adalah buah dari kepemimpinan yang Minim Kualitas Dan Bobroknya Kepengurusan Sehingganya abai, presiden dan wakil presiden PPMI Sulteng-Gorontalo yang terpilih justru menjadi simbol ketidakpedulian. Mereka menghilang dari radar perjuangan, gagal menyatukan Seluruh Paguyuban Se-Sulteng Di Gorontalo, dan tidak memberikan arah yang jelas bagi organisasi ini. Di bawah kepemimpinan mereka, bukan hanya roda organisasi yang berhenti — tetapi juga semangat Seluruh Pengurus ikut Mati Karna Kehilangan Arah.


Di tengah berbagai dinamika Organisasi yang ada di Tubuh PPMI SULTENG seharusnya menjadi Organisasi Mampu Hadir sebagai benteng Utama Bagi Seluruh Paguyuban Sulteng di Gorontalo untuk Menjadi Wadah Persatuan dan Kompetensi Untuk Belajar Dalam beroroses di Organisasi Yang Sudah Berskala Organisasi Tingkat Provinsi. Namun apa yang kita lihat? PPMI SULTENG kini cuman jadi Ajang Politik Organisasi Dalam perhelatan Mubes Lalu selepas dari situ Oraganisasi yang Tujuanya Suci Berubah jadi Kotoran Politik dan kehilangan arah Progresifitas Organisasi Karna Kerusakan Kualitas kepemimpinan Dalam Mengurusi Sebuah Organisasi.


Ketika persiden dan wakil Presiden PPMI SULTENG mencari tempat berteduh yang nyaman kemudian Hilang Tanpa Malu, Organisasi PPMI SULTENG Yang kemudian Harus di Rawat dan di Hidupkan Malah menjadi Vakum Menjadi Organisasi Mati Suri. Sehingganya Kita Berhak Bertanya Di mana sebenarnya kalian, para pemimpin yang dulu berdiri Dengan tegak di depan di usung Atas nama “persatuan”?


Maka Mubes ini seharusnya menjadi momentum pertanggungjawaban, bukan ajang politik identitas Paguyuban dan formalitas kosong. Kita perlu mengaudit bukan hanya laporan program kerja, tapi juga integritas moral dan komitmen para pemimpin yang telah mengecewakan. Jika tidak ada pembaruan visi Dan Misi Yang jelas dan Mampu Di pertanggung jawabkan, maka Jangan Harap ada regenerasi yang sehat, tidak ada semangat kolektif untuk membangkitkan kembali ruh perjuangan, maka lebih baik kita akhiri saja babak ini. Bubarkan. Karena organisasi yang gagal menjalankan fungsinya lebih berbahaya daripada tidak ada organisasi sama sekali.


Namun, jika masih ada api kecil yang menyala di dada-dada para kader PPMI SULTENG, maka inilah saatnya meniupkan nyawa baru ke dalam tubuh yang renta ini. Hanya ada dua pilihan: bangkit dan berbenah, atau akui kegagalan dan beri ruang bagi lahirnya wadah yang lebih sehat dan progresif.


Organisasi PPMI Sulteng-Gorontalo, kini saatnya di Di lihat sebagai Renungan: Pertanyaanya adalah ingin Tetap hidup dengan Cita-cita Organisasi atau mati karna telah Gagal Menghidupkan dan mempersatukan?


Reporter: JO

« PREV
NEXT »