BREAKING NEWS
latest
header-ad

468x60

header-ad

Sumpah Pemuda Ke-97 Momentum Refleksi Bangsa



GORONTALO, 28 Oktober 2025, suaraindonesia1.com - Peringatan Sumpah Pemuda tahun 2025 menjadi momen penting bagi seluruh elemen bangsa untuk kembali meneguhkan semangat persatuan, nasionalisme, dan tanggung jawab moral generasi muda terhadap masa depan Indonesia. Namun, di tengah kemeriahan peringatan tersebut, muncul suara reflektif dari kalangan mahasiswa yang menyoroti kondisi bangsa yang dinilai mulai kehilangan arah perjuangan para pendiri bangsa.


Wakil Presiden BEM Universitas Ichsan Gorontalo Farhan Hulukati menegaskan bahwa Sumpah Pemuda bukan hanya seremoni tahunan, melainkan cermin moral bagi generasi penerus bangsa untuk mengoreksi realitas sosial dan politik Indonesia hari ini.


“Sumpah Pemuda seharusnya menjadi refleksi mendalam tentang arah bangsa. Di tengah maraknya korupsi, kesenjangan sosial, dan lemahnya integritas pemimpin, pemuda hari ini dituntut untuk tidak hanya mengingat sejarah, tetapi juga menyalakan kembali semangat perjuangan yang autentik,” tegasnya.


Ia menilai, banyak kebijakan publik yang hari ini tidak berpihak pada rakyat kecil dan justru melahirkan ketimpangan sosial baru. Menurutnya, hal ini menjadi bukti bahwa nilai-nilai persatuan dan semangat pengabdian kepada bangsa mulai luntur di kalangan elit politik.


“Ketika semangat persatuan hanya dijadikan jargon politik tanpa keberpihakan nyata terhadap rakyat, maka esensi Sumpah Pemuda telah dikhianati. Kita butuh pemuda yang berani bersuara, berpikir kritis, dan hadir sebagai kontrol moral bangsa,” lanjutnya.


Lebih jauh, ia menyerukan agar generasi muda di Gorontalo dan seluruh Indonesia bangkit dari apatisme sosial dan berperan aktif dalam memperjuangkan keadilan serta perubahan yang berlandaskan moral kebangsaan.


Ia menyoroti bahwa bangsa Indonesia kini dihadapkan pada berbagai isu fundamental yang menuntut keterlibatan aktif generasi muda, antara lain:


- Pemberantasan korupsi yang masih membelenggu institusi negara dan merampas hak rakyat.

- Krisis lapangan pekerjaan dan ekonomi rakyat kecil yang terabaikan di tengah pertumbuhan ekonomi elitis.

- Kerusakan lingkungan dan eksploitasi sumber daya alam yang dilakukan tanpa memikirkan keberlanjutan.

- Pendidikan yang mahal dan tidak merata, menjauhkan kesempatan pemuda di daerah dari akses kemajuan.

- Kemerosotan nilai demokrasi yang ditandai dengan politik uang, pembungkaman kritik, dan lemahnya transparansi pemerintahan.


“Momentum Sumpah Pemuda harus menjadi alarm kesadaran kolektif. Jangan sampai kita hanya menjadi penonton dalam panggung kebangsaan, sementara nilai perjuangan dan idealisme pemuda justru tergerus oleh pragmatisme,” tutupnya.


Peringatan Sumpah Pemuda tahun ini diharapkan menjadi momen reflektif bagi seluruh generasi muda Indonesia untuk meneguhkan kembali komitmen terhadap cita-cita kemerdekaan: bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.


Reporter: JO

« PREV
NEXT »