BREAKING NEWS
latest
header-ad

468x60

header-ad

Teror terhadap Mahasiswa adalah Luka bagi Demokrasi: BEM Provinsi Gorontalo Kecam Tindakan Teror terhadap Presiden BEM UIGU


GORONTALO, suaraindonesia1.com – Dalam sejarah panjang gerakan mahasiswa di Indonesia, suara kebenaran selalu datang dari ruang-ruang yang tidak takut terhadap kekuasaan. Suara yang lahir dari keberanian intelektual, dibentuk oleh semangat kerakyatan, dan diarahkan untuk membela kepentingan publik. Namun hari ini, semangat itu kembali diuji.


Teror terhadap kawan-kawan mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Ichsan Gorontalo Utara (UIGU) pasca-aksi advokasi di Gedung DPRD Gorontalo Utara menjadi alarm keras bahwa demokrasi kita sedang mengalami ancaman serius.


Peristiwa ini bukan sekadar insiden, tetapi merupakan bentuk represif laten terhadap gerakan mahasiswa, sekaligus gambaran nyata betapa kekuasaan di daerah bisa menjadi alergi terhadap kritik. Ketika mahasiswa menyuarakan keresahan rakyat melalui aksi damai dan advokasi, balasan yang mereka terima justru berupa tekanan dan intimidasi. Bukankah ini bentuk kemunduran demokrasi yang sangat terang?


Sebagai sesama elemen gerakan mahasiswa di Provinsi Gorontalo, BEM Provinsi menilai bahwa teror terhadap BEM UIGU bukan hanya ancaman terhadap individu atau kelompok tertentu, melainkan serangan langsung terhadap fungsi kontrol sosial mahasiswa yang dijamin dalam ruang demokrasi. Jika kekuasaan menanggapi kritik dengan teror, maka itu adalah bukti bahwa kekuasaan tersebut sedang kehilangan legitimasinya.


Yang lebih ironis lagi, peristiwa ini terjadi di lembaga yang seharusnya menjadi rumah rakyat—DPRD Gorontalo Utara. Institusi yang mestinya membuka ruang dialog justru membiarkan munculnya kekuatan gelap yang mencoba membungkam suara kritis. Hal ini menciptakan preseden buruk bahwa kekuasaan bisa menggunakan ketakutan sebagai alat mempertahankan privilese, bukan membangun komunikasi dengan rakyatnya.


“Kami dari BEM Provinsi Gorontalo menyatakan bahwa kami tidak akan diam. Kami menolak normalisasi kekerasan terhadap aktivisme mahasiswa. Kami berdiri bersama BEM UIGU dan semua elemen mahasiswa yang terus berjuang tanpa pamrih untuk membela kepentingan publik,” tegas pernyataan resmi BEM Provinsi Gorontalo.


Apa yang terjadi pada BEM UIGU adalah luka bagi seluruh mahasiswa di Gorontalo. Namun dari luka itu pula, kesadaran kolektif harus tumbuh lebih kuat. Sebab sejarah selalu berpihak pada mereka yang bersuara, bukan pada mereka yang membungkam.


(Rep/JO)

« PREV
NEXT »