BREAKING NEWS
latest
header-ad

468x60

header-ad

BEM NUSANTARA PUSAT KECAM TINDAKAN REPRESIF APARAT DI GORONTALO DAN DESAK PENUNTASAN KASUS TAMBANG ILEGAL (PETI)



JAKARTA, suaraindonesia1.com — Koordinator Isu Sosial Politik Pengurus Pusat BEM Nusantara, Moh Mahshun Al Fuadi, angkat bicara terkait tindakan represif aparat terhadap massa aksi mahasiswa dan masyarakat yang menyampaikan aspirasi soal maraknya tambang ilegal atau Penambangan Tanpa Izin (PETI) di Gorontalo. Dalam wawancara bersama media, Fuad menilai tindakan aparat tersebut mencerminkan krisis moral dan matinya nurani penegakan hukum di daerah itu.


“Yang dilakukan aparat terhadap massa aksi di Gorontalo itu sangat disayangkan. Mahasiswa dan masyarakat turun secara damai untuk menyampaikan aspirasi terkait persoalan tambang ilegal, tapi justru dihadapkan dengan kekerasan dan intimidasi. Ini bentuk nyata penyalahgunaan kekuasaan,” tegas Fuad.


Ia menilai tindakan represif itu tidak bisa dilepaskan dari persoalan struktural yang lebih besar, yakni kuatnya jaringan kepentingan di balik praktik PETI. Menurutnya, aparat seolah bertindak keras terhadap rakyat, tetapi tumpul terhadap para pelaku tambang ilegal yang merusak lingkungan dan memperkaya diri dengan melanggar hukum.


“Kita melihat ada kejanggalan besar. Mengapa aparat begitu cepat menekan gerakan rakyat, tapi begitu lambat menindak para pelaku tambang ilegal? Ini pertanyaan yang harus dijawab secara jujur oleh penegak hukum,” ujarnya.


Fuad menjelaskan, BEM Nusantara Pusat akan terus mengawal kasus ini hingga ke tingkat nasional. Ia menegaskan pihaknya akan mendorong agar institusi kepolisian di tingkat pusat melakukan evaluasi dan investigasi terhadap tindakan aparat di lapangan, sekaligus mengusut tuntas keterlibatan pihak-pihak yang melindungi aktivitas tambang ilegal di Gorontalo.


“BEM Nusantara Pusat tidak akan berhenti. Kami akan membawa persoalan ini ke tingkat nasional agar tidak ada lagi pembiaran terhadap kekerasan aparat dan praktik tambang ilegal. Negara harus hadir untuk rakyat, bukan untuk melindungi mafia tambang,” tegasnya.


Ia juga mengingatkan bahwa tindakan represif terhadap mahasiswa dan masyarakat merupakan tanda lemahnya komitmen negara terhadap prinsip demokrasi. Fuad menegaskan bahwa mahasiswa akan terus bersuara dan menolak segala bentuk penindasan.


“Gerakan mahasiswa tidak akan berhenti hanya karena intimidasi. Kami akan terus berdiri bersama rakyat, memperjuangkan keadilan, dan memastikan hukum kembali berpihak pada kebenaran, bukan pada kekuasaan,” pungkasnya.


Reporter: JO

« PREV
NEXT »