GORONTALO, suaraindonesia1.com — Aksi demonstrasi yang digelar di depan Gedung DPRD Provinsi Gorontalo oleh elemen masyarakat dan mahasiswa kembali diwarnai sikap yang dinilai tidak pantas dari salah satu anggota legislatif provinsi Gorontalo berinisial MC.
Dalam momentum dialog terbuka bersama massa aksi, MC justru melontarkan ucapan yang bernada mengungkit bantuan dan sumbangan pribadi yang pernah ia berikan kepada masyarakat dan mahasiswa — bahasa kasarnya dapat di artikan Polombuango. Pernyataan tersebut sontak memicu reaksi keras dari para peserta aksi, karena dianggap merendahkan makna bantuan sosial dan mencederai moralitas wakil rakyat.
Sebagai Koordinator Lapangan (Korlap), Ikbal Ka’u mengecam keras pernyataan tersebut. Menurutnya, seorang anggota DPRD seharusnya memahami bahwa bantuan kepada rakyat bukanlah “pemberian pribadi” yang boleh diungkit demi kepentingan politik atau untuk mempermalukan penerimanya. Sebab, ketika seseorang sudah memikul amanah sebagai wakil rakyat, setiap tindakan dan sumbangsihnya mestinya didasari oleh pengabdian dan tanggung jawab moral, bukan untuk pencitraan atau kebanggaan diri.
“Kami sangat menyesalkan ucapan kasar dan sikap tidak etis dari aleg provinsi berinisial MC. Kalimat yang keluar darinya bukan hanya menunjukkan arogansi politik, tetapi juga memperlihatkan rendahnya empati terhadap masyarakat yang sedang menyuarakan aspirasi. Jika bantuan diungkit, maka itu bukan lagi ketulusan, melainkan transaksi moral,” tegas Ikbal Ka’u dalam keterangannya.
Lebih lanjut, Ikbal menegaskan bahwa masyarakat dan mahasiswa tidak pernah meminta untuk disumbang demi kepentingan pribadi. Semua bantuan yang pernah disalurkan mestinya menjadi bagian dari tanggung jawab sosial seorang pejabat publik, bukan alat untuk membungkam kritik rakyat.
“Kami hadir di depan DPRD bukan untuk meminta belas kasihan, tapi untuk menyampaikan suara rakyat yang hari ini masih diabaikan. Kalau wakil rakyat alergi terhadap kritik, lalu siapa yang akan mengawal kepentingan rakyat?” lanjut Ikbal.
Ikbal juga meminta agar pimpinan DPRD Provinsi Gorontalo menegur secara resmi anggota legislatif tersebut, karena sikap dan ucapannya dapat mencederai citra lembaga DPRD sebagai rumah rakyat. Ia menilai, tindakan MC telah memperlihatkan krisis moralitas dan integritas pejabat publik, yang seharusnya menjadi teladan dalam menghormati setiap bentuk aspirasi.
“Kita butuh pemimpin yang rendah hati dan punya empati terhadap penderitaan rakyat, bukan mereka yang mengungkit-ungkit kebaikan untuk dijadikan tameng moral. DPRD harus jadi tempat yang aman untuk rakyat berbicara, bukan panggung arogansi bagi para elit,” pungkas Ikbal Ka’u.
Oleh: Ikbal Ka’u – Koordinator Lapangan Aksi
(JO)




