BREAKING NEWS
latest
header-ad

468x60

header-ad

Budaya KEDDE di Sumba Barat Daya, Tradisi yang Berubah dari Waktu ke Waktu



SUARAINDONESIA1.COM---Budaya KEDDE merupakan salah satu tradisi penting di Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, yang biasanya dilaksanakan antara bulan Agustus hingga November setiap tahunnya. Tradisi ini memiliki makna mendalam dan berbeda-beda di tiap daerah atau wilayah, namun tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat lokal.


Wawancara dengan Tokoh Masyarakat

Salah seorang tokoh masyarakat Sumba Barat Daya, saat ditemui di kediamannya, berbagi pandangannya tentang Budaya Kedde. "Budaya Kedde ini memang tradisi sejak moyang kita," ujarnya. Ia menjelaskan bahwa di masa lalu, pelaksanaan pesta Kedde tidak terlalu rumit dan tidak terlalu terikat dengan materi yang dibawa oleh keluarga yang diundang. "Yang utama adalah kehadiran, bukan sekedar apa yang dibawa," tambahnya.


Perubahan Budaya Kedde

Tokoh masyarakat tersebut menilai bahwa Budaya Kedde di jaman sekarang telah berubah. "Sekarang sepertinya sudah menjadi budaya lomba," katanya dengan nada reflektif. Ia menyebutkan bahwa pelaksanaan pesta Kedde kini bisa membawa untung dan rugi bagi tuan rumah. "Ada untungnya dan ada ruginya kalau kita membuat pesta," ungkapnya, mengisyaratkan adanya dinamika dan tantangan dalam penyelenggaraan tradisi ini di era modern.


Konteks Budaya di Sumba

Sumba dikenal dengan kekayaan budaya seperti ritual Pasola, tenun ikat, dan tradisi lainnya yang kuat. Budaya Kedde menjadi salah satu identitas masyarakat Sumba Barat Daya, meskipun mengalami adaptasi dan perubahan seiring perkembangan zaman.


Makna dan Pentingnya

Budaya Kedde tetap menjadi bagian penting dari identitas dan kohesi sosial masyarakat Sumba Barat Daya, meskipun ada dinamika dan perubahan dalam pelaksanaannya. Pemahaman dan pelestarian tradisi seperti ini penting untuk menjaga kekayaan budaya lokal.


Pada akhir dialog, Tokoh masyarakat menyampaikan bahwa setelah pesta muncullah persoalan akibat kedde. Dimana sebutnya mengapa menuai persoalan, karena terbebani utang dan lain sebagainya yang akan bermuara pada rasa hukum.


Dan karena KEDDE akhirnya manusia tidak membangun diri atau berubah diri serta bukan membangun desa dan Menata Kota melainkan dengan budaya kedde jaman sekarang banyak menuai persoalan,tutupnya.


**** SUARAINDONESIA1.COM ****

« PREV
NEXT »