BREAKING NEWS
latest
header-ad

468x60

header-ad

KPK dan Titik Merah Guncang Majene: Lima Tuntutan Menggelegar, Pemuda Ultimatum Pemerintah Aksi Jilid II Siap Digelar!



MAJENE, suaraindonesia1.com —Gelombang kemarahan publik meledak di jantung Kabupaten Majene. Sejumlah pemuda yang tergabung dalam Kesatuan Pemuda dan Kerakyatan dan Titik Merah turun ke jalan membawa lima tuntutan keras terhadap praktik kotor dan dugaan penyalahgunaan wewenang yang mencoreng wajah pemerintahan daerah.


Aksi ini menjadi pukulan telak bagi pemerintah dan aparat penegak hukum di Majene yang dinilai tutup mata terhadap kejahatan terstruktur dan praktik bisnis abu-abu. Massa menegaskan, jika tuntutan mereka diabaikan, aksi jilid II dengan skala lebih besar akan digelar.


“Majene bukan tempat untuk pejabat tidur dan mafia bermain. Kami turun karena hukum di Majene sedang lumpuh!” teriak salah satu orator aksi”


Lima Tuntutan Tajam Titik Merah:


1. Usut tuntas galian C ilegal di Majene.

Massa menyoroti banyaknya aktivitas tambang tanpa izin yang terus beroperasi secara terang-terangan. Mereka menilai ada pembiaran sistematis dari oknum aparat dan pejabat daerah.


2. Tutup PT Cadas.

Perusahaan ini disebut melakukan penambangan di luar area izin dan tidak memenuhi ketentuan lingkungan. “Perusahaan rakus ini harus diseret ke meja hukum. Jangan biarkan bumi Majene dijual murah!” ujar salah satu peserta aksi.


3. Tutup Tempat Hiburan Malam (THM) di Majene.

Massa menilai keberadaan THM mencederai moral publik karena berdekatan dengan rumah ibadah dan kampus pendidikan. “Ini bukan hiburan, ini pelecehan ruang sosial masyarakat beragama,” kata mereka dalam orasi.


4. Tangkap mafia SIM di tubuh kepolisian.

Mereka mendesak Kapolres Majene menindak tegas praktik pungli dalam penerbitan SIM yang bertentangan dengan UU Nomor 27 Tahun 2019 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak. “Regulasi sudah jelas, tapi praktiknya tetap busuk. Ada apa dengan penegakan hukum kita?” tegas orator lapangan.


5. Tangkap oknum kredit fiktif BRI Majene.

Aksi juga menyoroti dugaan penyalahgunaan data masyarakat untuk kredit fiktif di BRI Majene. Kasus ini dianggap sebagai pencurian hak ekonomi warga, dan massa menuntut pihak kepolisian segera mengusut pelaku hingga ke akar-akarnya.


Aksi berlangsung di tengah pengawalan ketat aparat, namun semangat massa tak surut. Mereka membawa spanduk besar bertuliskan:

“Kami Tidak Takut! Hancurkan Mafia, Bersihkan Majene!”


Menurut juru bicara Titik Merah, aksi ini bukan sekadar protes, tapi peringatan keras bahwa rakyat tidak akan diam menghadapi ketidakadilan. “Jika aparat dan pemerintah daerah tak bergerak, kami akan kembali dengan massa lebih besar. Jangan uji kesabaran rakyat,” tegasnya.


Gerakan Kesatuan Pemuda dan Kerakyatan Titik Merah kini menjadi simbol perlawanan baru di Majene suara lantang dari generasi muda yang muak melihat Majene dikendalikan oleh kepentingan gelap.


Majene bergolak. Dan jika pemerintah tak mendengar, titik merah ini akan membesar jadi nyala api perlawanan.


Reporter: Jhul Ohi

« PREV
NEXT »